Sabtu, 17 April 2010

Mengampuni

Mencari kesalahan adalah bisnis yang sangat mudah, sedangkan melakukan dengan lebih baik adalah bisnis yang sulit.
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Roma 2:1

Lloyd John Ogilvie menulis dalam Let God Love You, "Saat tersulit untuk
bersikap lembut adalah ketika kita tahu bahwa kita benar dan seorang lain jelas-jelas
salah… Namun godaan terbesar bagi kebanyakan dari kita adalah ketika seseorang
mengecewakan kita dan mengakuinya, dan nasib atau kebahagiaan mereka ada dalam
tangan kita. Kita memegang kuasa untuk memberi atau menolak suatu berkat.

"Baru-baru ini, seorang sahabat karib melukai saya dengan ucapan dan
perbuatan. Setiap kali kami bertemu… saya hampir mulai menikmati mengungkit-ungkit
sebagai yang disakiti. Upaya-upaya awalnya untuk berbaikan tertolak karena
gravitasi penghakiman yang saya buat.

la telah mengambil sebuah ide penting yang saya ceritakan kepadanya dengan
kepercayaan dan telah mengembangkannya sebagai miliknya sendiri sebelum saya
mempunyai kesempatan untuk menggunakannya.

Plagiarisme ide-ide itu ditambah lagi dengan penggunaan beberapa dari material
tertulis saya, yang direproduksi atas namanya… Yang tersulit adalah melepaskan
kejengkelan saya dan berusaha mengatasi rasa terluka saya…

"Akhirnya, Tuhan memberitahu saya apa yang la inginkan… firman-Nya
kepada saya jelas dan tak dapat disangkal, 'Lloyd, mengapa begitu penting
bagimu siapa yang mendapat pujian, hanya supaya pekerjaan-Ku dilakukan?' Saya
melepaskan hak saya untuk menjadi hakim dan juruselamat orang ini, hak yang
hanya dimiliki Tuhan. Sikap lembut mulai mengalir.

Ketika kita menahan pengampunan, itu tidak saja melukai orang yang kita tidak
ingin ampuni, melainkan juga melukai kita. Kreativitas dan sukacita dalam
kehidupan kita menjadi lumpuh. Ketika kita mengampuni, kita melepaskan kedamaian
dan pemulihan kepada yang diampuni, dan juga kita sendiri.

Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar