Sabtu, 20 Februari 2010

Hati

Hati adalah "wadah untuk menampung" kebenaran yg diterima seseorang di dalam hidupnya, agar kebenaran dapat tinggal dan tumbuh.

Perumpamaan tentang seorang penabur, yaitu bagaimana benih kebenaran ditaburkan.
Untuk dapat tetap hidup dan bertumbuh, "Benih Kebenaran" membutuhkan "tanah hati" yang baik. Ketika tanah hati tidak tersedia menampung kebenaran. Kebenaran itu akan layu dalam hati

"......."Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Matius 13:3-9).

Seperti halnya perumpamaan kantong
Anggur yg baru. Untuk dapat "menampung" kebenaran dibutuhkan hati yg baru, hati yg diperbaharui melalui karya roh kudus.

"Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."" (Matius 9:17).

Daud mengetahui rahasia ini, oleh sebab itu, ia memohon kepada Tuhan agar diberi hati yg tahir atau bersih.

"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" (Mazmur 51:10).

Bangsa Israel dibawa Tuhan keluar dari Mesir. Namun, sekalipun menerima begitu banyak pertolongan dan mengalami perbuatan kuasa Tuhan, kehidupan mereka tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Dikatakan bahwa;
"Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun." (1 Korintus 10:5).

Mereka tidak mampu berjalan dan menerima kebenaran karena "kantong hati" mereka tidak tersedia untuk jalan-jalan kebenaran yg disediakan Tuhan bagi mereka. Lihatlah apa yg dikatakan Tuhan tentang mereka;

"Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."" (Mazmur 95:10-11).

Jalan-jalan Tuhan adalah gambaran Kebenaran. Orang Israel mengalami perbuatan Tuhan atau kuasa Tuhan, tetapi tidak dapat memahami jalan-jalan Tuhan atau kebenaran-Nya. Masalahnya adalah hati yg belum diperbaharui.
Kebenaran adalah hal kerajaan Surga. Karena itu, untuk dapat menerima panggilan kerajaan surga dan menampungnya, dibutuhkan hati yg baru; hati dari surga! Dan ternyata Tuhan sdh menyediakan hati yg baru bagi setiap org yg mempercayainya.

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. "Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya." (Yehezkiel 36:26-27).

Firman Tuhan mengingatkan, akibat ketika hati tidak diserahkan kepada Tuhan;
"Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yer 17:9)

Dalam ayat berikut, Tuhan perkara dalam tiga hal;hati, pikiran (menguji batin) dan tindakan
"Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." (Yeremia 17:10).

Pesan Raja Daud kepada anaknya Salomo agar melayani Tuhan dengan hati dan pikiran yg benar.
"Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelediki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita (1 Taw. 28:29a)

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar