Selasa, 23 Februari 2010

Doa Formalistik

Ayat Bacaan: Yun 3:1-10 ; Luk 11:29-32

Sekelompok pemuka agama berkumpul di Taman Ismail Marzuki untuk berdoa bersama bagi kesejahteraan bangsa ini. Acara ini dilatarbelakangi keprihatinan atas berbagai peristiwa yang bertubi-tubi melanda Indonesia. Tiap pemuka agama yang mewakili umatnya mengucapkan doa-doa indah, penuh kata-kata bijak, dan sesuai dengan pandangan agamanya masing-masing.
 
Ini bukanlah hal baru, jauh sebelum itu juga para pemuka agama sering dikumpulkan untuk berdoa dengan berbagai intensi yang dikemas apik oleh panitia penyelenggara. Ada yang menamainya sebagai "doa kagetan", "doa pesanan", "doa politik", dan lain-lain.
 
Berbeda kalau kita renungkan apa yang terjadi pada zaman Yunus. Orang Niniwe melakukan doa pertobatan bersama yang tidak sekadar didorong oleh keprihatinan, namun didorong oleh iman yang mendalam terhadap kemahabaikan Allah. Niat doa dan pertobatan yang tulus itu diikuti oleh perubahan cara hidup, meninggalkan yang tidak baik, dan kembali ke jalan Allah. Maka, doa-doa mereka didengarkan oleh Allah.
 
Tuhan, berilah kemampuan bagiku dan seluruh bangsaku untuk mengubah cara doa yang selama ini bersifat formalistik belaka. Amin.

Tuhan Memberkati
By : Renungan Doa

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar