"Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;"
(Yohanes 11:6).
Di dalam salah satu kolom mingguan Joe Morgenstern tentang film di Wall Street Journal, ia memikirkan pengaruh kuat dari para bintang film tenar di dalam adegan-adegan dimana mereka tidak mengucapkan kata sepatah pun. Ia menuliskan,
"Bintang film dapat berakting sesedikit mungkin di momen-momen kritis karena setelah mendapatkan perhatian kita, mereka dapat berasumsi bahwa kita tetap menonton mereka."
Namun, kualitas dari sikap diam yang kita kagumi dari para aktris dan aktor ini dapat membuat frustasi atau mengecewakan bila berkaitan dengan hubungan kita bersama Allah, ketika Dia bersikap diam.
Oswald Chambers mengomentari ayat di atas, "Apakah Allah mempercayakan sikap diam kepada Anda--diam sebagai sikap yang memiliki makna yang mendalam?.. Bayangkan hari-hari dimana Yesus sepenuhnya bersikap diam di Betania! Apakah Anda pernah mengalami hari-hari yang serupa di kehidupan Anda?..
Sikap diam-Nya merupakan tanda bahwa Dia sedang membawa Anda ke dalam pemahaman yang mengagumkan tentang pribadi-Nya.. Jika Allah bersikap diam terhadap Anda, pujilah Dia karena Allah sedang membawa Anda ke dalam rencana besar dari tujuan-Nya."
Kita dapat mempercayai Tuhan kita yang penuh kasih, bahkan ketika Dia bersikap diam.
Bacaan Untuk Setahun:
- 2 Raja-raja 19-21
- Yohanes 4:1-30
Sumber: Renungan Santapan Rohani.
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Jumat, 14 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar