Senin, 08 November 2010

Menghitung Hari-Hari

Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Tujuan dari menghitung hari-hari adalah agar kita menyadari dan mengetahui bahwa hidup itu singkat sehingga tidak ada seorangpun yang harus menyombongkan diri, merasa lebih hebat dari orang lain. Hidup itu tidak lebih dari hitungan hari saja.

Dalam Mazmur 90:10 mencatat bahwa rata-rata umur manusia adalah 70 tahun. Itu sama dengan 25.550 hari saja. Jadi rata-rata umur hidup manusia hanya 25.550 hari, jadi apa yang harus di sombongkan? Bukankah hidup itu singkat? Bahkan dalam Yakobus 4:14 mencatat bahwa hidup kita hanya seperti uap saja.

Yakobus 4:14b : "Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap."

Pertanyaan:
1. Sudah berapa hari kita lalui dari 25.550 hari tersebut? (12.485)
2. Sudah berapa hari kita hidup di dalam Tuhan?

Seperti yang tercatat dalam ayat pembuka diatas, menghitung hari bertujuan agar kita memperoleh hati yang bijaksana dan dalam Amsal 2:11 dikatakan bahwa kebijaksanaan akan memelihara kita.

Oleh sebab itu dengan hati yang bijaksana marilah kita merenungkan apa saja yang telah kita perbuat ditahun 2008 dan dengan hati yang bijaksana pula kita memikirkan dan merencanakan apa yang akan kita lakukan di tahun 2009.

Tahun 2008 sudah berlalu, dengan hati yang bijaksana mari kita renungkan apa saja yang sudah kita perbuat, yaitu :

1. Merenungkan kehidupan secara Jasmani.
Bagaimana kehidupan jasmani kita, apakah tahun 2008 hidup kita di berkati oleh Tuhan? Jika ya, maka bersyukurlah kepada Tuhan dan jadilah saluran berkat bagi sesama, marilah kita memperhatikan kehidupan orang yang lebih susah dari kita, terutama orang yang seiman (Galatia 6:10).

Jika merasa masih belum di berkati, jangan kecewa, Tuhan tahu apa yang terbaik untuk hidup kita, menantilah dengan sabar. Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing. Tuhan belum menjawab doa kita pasti ada tujuannya, setidaknya menguji iman kita apakah kita mengasihi Tuhan lebih dari harta dunia ini.

Amsal 16:4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.

Pengkotbah 3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Jadi, baik diberkati maupun belum marilah kita tetap bersyukur.

1 Tessalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

2. Merenungkan keidupan Rohani.
Selain merenungkan kehidupan jasmani, kita juga harus merenungkan kehidupan rohani kita. Sudah berapa banyak yang kita perbuat untuk Tuhan ditahun 2008?. Berapa banyak buah yang kita hasilkan?

Atau apakah kita hanya suam-suam kuku? Tidak panas dan tidak dingin, atau Tidak maju dan tidak mundur? Kristen yang suam-suam kuku sangat tidak mengenakkan bagi Tuhan dan dalam kitab Wahyu dicatat orang yang suam-suam kuku akan dimuntahkan oleh Tuhan.

Wahyu 3:15-16 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! 16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Orang memuntahkan sesuatu karena 2 hal yaitu : Tidak enak dan jijik.

Kristen yang suam-suam kuku adalah sama dengan kristen yang seperti pusaran air.
Memang bergerak, tapi hanya di situ-situ saja dengan kata lain hanya berputar-putar di tempat, tidak ada kemajuan. Orang seperti ini tidak akan pernah sampai di tujuan.

3. Apa Visi kita ditahun 2009?
Secara arti kata visi memiliki arti pandangan, penglihatan. Secara kiasa diartikan sebagai impian atau harapan..

Amsal 29:18 Bila tidak ada wahyu (visi), menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

Dari ayat diatas kita mengetahui betapa pentingnya sebuah visi. Tanpa visi maka perjalanan kita akan menjadi tanpa arah. Secara jasmani mungkin kita sudah merancangkan apa yang akan kita lakukan, apa yang akan kita kerjakan., pengembangan bisnis dan usaha dan lain sebagainya. Namun satu hal, kita jangan hanya memikirkan perkara-perkara jasmani saja. Kita juga harus memikirkan perkara-perkara kerohanian.

Kolose 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Saya sangat yakin sekali ketika kita memikirkan perkara-perkara rohani maka berkat jasmani akan mengikuti (Baca Matius 6:33). Saya pribadi memegang janji Tuhan bahwa Tuhan akan membuat perbedaan antara orang yang beribadah kepadaNya dengan orang yang tidak beribadah (Maleakhi 3:18)

Agar kerohanian kita tetap eksis, maka kita harus memiliki visi dalam kehidupan kita.
Dengan memiliki visi membuat kekristenan kita tidak seperti kristen yang berada dipusaran air.

Filipi 3:13-14 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Ayat ini menjelaskan bahwa dalam pelayanannya Paulus memiliki visi, dia memiliki impian yaitu panggilan surgawi. Itulah yang membuat dia tetap bertahan dan pantang menyerah dalam melayani Tuhan. Banyak penderitaan yang dia alami dalam pelayanannya, tetapi itu tidak pernah melunturkan imannya. Mengapa? Karena dia tetap berpegang teguh pada visinya yaitu panggilan surgawi (Alkitab terjemahan sehari-hari : "hidup di surga")..

Sumber : Renungan Kristen

♡ ◦°˚G☺d♡BlĪµ§§ U◦°˚♡
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar