Senin, 08 November 2010

Hidup Rukun Yang Diberkati

Mazmur 133:1-3 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Banyak orang yang menginginkan berkat dari Tuhan. Dia ingin memiliki keluarga yang diberkati, anak-anak, pendidikan, pekerjaan, usaha, dll yang diberkati. Banyak orang yang senang mengklaim janji berkat Tuhan namun syarat untuk janji itu tidak dituruti. Tuhan memang memberikan janji berkat, namun untuk memperoleh janji itu harus ada syarat yang di penuhi. Dan hanya kepada orang yang memenuhi syarat itulah janji itu Tuhan genapi.

Ulangan 11:26-28 Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.

Syarat yang Tuhan minta adalah agar kita mentaati segala perintah Tuhan dengan tidak menyimpang kekiri atau ke kanan. Kita harus tetap di jalurNya. Tutup telinga terhadap bisikan-bisikan yang ada disebalah kiri atau kanan.

Sesuai dengan ayat Mazmur 133:1-3 diatas, salah satu syarat yang Tuhan minta adalah agar kita hidup rukun dan damai. Dalam keluarga antara suami dan istri harus hidup rukun saling mengasihi dan saling menghormati, rukun antara anak dan orang tua dan dalam komunitas harus ada kerukunan antara sesama anggota.

Jika anda pada saat ini sudah berkeluarga maka ciptakanlah kerukunan didalam keluarga anda, maka Tuhan akan memerintahkan berkatnya turun atas keluarga anda.

Bila dalam satu keluarga antara suami dan istri, anak dan orang tua tidak hidup rukun dan damai, maka bukan berkat yang akan turun melainkan kutuk. Saya tidak bermaksud menakut-nakuti karena saya pernah mengalami sendiri masalah itu. Ketika saya dan istri mulai sering muncul perselisihan maka anak kami akan sering sakit-sakitan. Kami mengamati itu dari beberapa pengalaman. Oleh sebab itu saya minta kepada istri untuk coba lebih bersabar dan mengerti antara satu sama lain.

Dari beberapa keluarga yang kita amati maupun dari berita yang pernah kita dengar, dimana antara suami dan istri sering terjadi percekcokan maka yang menjadi korban adalah anak-anak. Ada anak yang sakit-sakitan, anak menjadi pendiam/pemurung, tidak percaya diri, bahkan ada anak yang jatuh dalam pergaulan bebas dan narkoba. Bukankah itu wujud dari kutuk?

Oleh sebab itu ketika kita membiarkan keluarga kita hidup dalam percekcokan, hidup dalam ketidak rukunan, itu artinya kita membuka celah bagi kutuk untuk masuk. Sama juga artinya dengan kita membiarkan kutuk tumbuh subur dan berkembang dalam keluarga kita.

I Korintus 1:10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

2 Korintus13:11 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!

Paulus menyadari bagaimana dampak negatip dari pada ketidak rukunan. Oleh sebab itu ia meminta kepada jemaat di Korintus untuk hidup dengan rukun. Dia ingin jemaat korintus di berkati oleh Tuhan. Syaratnya harus hidup dalam kerukunan.

Dari ayat 2 Korintus 13:11 diatas, juga dikatakan bahwa Tuhan akan menyertai senantiasa orang-orang yang hidup rukun. Kita harus menyadari bahwa sebagai orang Kristen kita tidak bisa hidup diluar penyertaan Tuhan. Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita hidup tanpa penyertaan Tuhan. Saya sendiri tidak berani membayangkan.

Jika kita baca kitab Ayub, suatu kali Tuhan meninggalkan Ayub dengan menarik pagar perlindungan atasnya. Akibatnya dalam sekejabmata harta benda ayub habis, seluruh anak-anaknya tewas dalam satu hari. Bahkan istrinya akhirnya meninggalkan dia sendiri. Tuhan sengaja meninggalkan Ayub untuk menguji imannya yang mana akhirnya terbukti bahwa dia lebih mencintai Tuhan daripada harta dan anak-anaknya. Dari kisah ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa jika Tuhan beserta kita, iblis tidak bisa menyentuh dan berbuat apapun terhadap hidup kita.

Roma 8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Oleh sebab itu jika kita ingin diberkati dan disertai oleh Tuhan maka kita harus hidup rukun dan damai. Antara suami dan istri, anak dan orang tua jangan ada pertengkaran. Binalah senantiasa kerukunan dan damai dalam keluarga masing-masing. Semoga Tuhan memberkati. Amin


Sumber : Renungan Kristen

♡ ◦°˚G☺d♡BlĪµ§§ U◦°˚♡

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar