Kamis, 11 Februari 2010

Pokok Anggur

Dengan sedih, Charles Darwin, ilmuwan besar abad ke-19, menulis kepada seorang kenalannya, J.D. Hooker, pada 17 Juni 1868. Terlihat bahwa pada awal-awal hidupnya, Darwin mempunyai hubungan dengan iman Kristen, tetapi ikatan-ikatan ini semakin lama semakin longgar.

Dalam suratnya terdapat pengakuan berikut ini:

"Saya gembira Anda bersama Mesias. Ada suatu hal yang ingin saya dengar kembali. Namun, saya berani mengatakan bahwa jiwa saya terlalu kering untuk menghargainya seperti hari-hari sebelumnya.

Karena ini merupakan kejemuan yang mengerikan, sebagaimana yang terus menerus saya rasakan, bahwa saya ini bagaikan daun yang layu, bagi segalanya, kecuali bagi ilmu pengetahuan."

Sumber:

- Words that Circled the World, Richard Bewes, Penerbit Andi, hal. 8-9.

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5).


But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar