Perintah di atas kedengaran begitu berat bagi kita. Bagaimana kita, hanya manusia lemah dan terbatas, bisa sama seperti Bapa di surga. Pastinya kita yakin kita tidak akan bisa sempurna sampai akhir hidup kita.
Apakah yang sebenarnya diperintahkan Yesus? Apakah Yesus sungguh-sungguh meminta kita menjadi sama seperti Bapa di Surga?
Jawabannya: Ya! Bapa itu berbelas kasih. Kita, anak-anaknya diminta
bersikap seperti Bapa yakni memiliki sikap: berbelas kasih. Berbelas rasa dan berbelas kasih adalah ujud dari Kasih.
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:44 – 45)
Yesus meminta para murid-Nya untuk menjadi sempurna dalam kasih. Kesempurnaan dalam kasih para murid hendaknya bercermin dari kesempurnaan kasih Bapa.
Bapa kita yang ada di surga tidak memperhitungkan mana orang baik dan mana orang jahat ketika mengerjakan suatu kebaikan bagi manusia.
Kasih Bapa yang ada di surga sungguh berlaku untuk semua orang. Allah itu baik bagi semua orang. Kesempurnaan kasih Bapa itu kemudian menjadi nyata dalam diri Yesus.
Yesus tidak hanya hadir untuk orang benar, tetapi pertama-tama bagi mereka yang hidup dalam lumpur dosa.
Ketika Yesus dianiaya dan disalib, Yesus berdoa bagi mereka, "Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Kesempurnaan kasih itulah yang diminta oleh Yesus supaya nyata dalam hidup para murid-Nya.
Yesus tidak meminta kita untuk menjadi sempurna dalam segala aspek hidup kita (dia tahu kita tidak akan bisa mencapainya…), namun Yesus meminta kita untuk sempurna dalam kasih, khususnya dalam berbelas kasih kepada sesama.
Yesus sendiri memberi contoh kepada kita bagaimana menjadi sempurna dalam mengasihi meraka yang tidak bersahabat kepada kita.
Dia sendiri melakukan perintahNya: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
Panggilan untuk menjadi sempurna di dalam kasih adalah panggilan semua orang Kristiani.
Sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk mewujudkan kasih yang nyata bagi sesama, tidak peduli latar belakang hidupnya.
Memang, kasih yang kita hayati sering kali dicurigai, ditolak dan tidak dihargai. Namun, bagaimana pun kita tetap setia untuk hidup dalam kasih.
Bahkan ketika kita tidak punya kesempatan sedikit pun untuk berbuat kasih, jangan putus asa sebab kita masih berbuat kasih dengan setia mendoakan mereka yang menolak kita.
Panggilan ini akan mampu kita hayati kalau kita pertama-tama bersandar dan sekaligus belajar dari Tuhan yang adalah kasih
Seumur hidup kita, inilah yang menjadi usaha kita…untuk menjadi sempurna dalam kasih.
Maukah saya berusaha menjadi sempurna dalam kasih?
Tuhan Memberkati
By : Rm Bastian + bahasa kasih
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar