"Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup." (Mazmur 84:3).
Hari Sabtu sangat menyenangkan. Putri kami libur sekolah, dan biasanya suami saya pulang lebih cepat dari biasanya.
Sabtu dan hari Minggu benar-benar hari keluarga buat kami. Banyak aktivitas yang dapat kami lakukan bersama. Biasanya, malam sebelum tidur kami akan mengingatkan anak-anak bahwa besok kami akan ke gereja.
Dan mulailah tanya jawab itu.
"Ke gereja mau apa?"
Mereka akan menjawab dengan lantang,
"Memuji dan menyembah Tuhan. Mendengarkan firman Tuhan."
Kemudian saya bertanya lagi,
"Ke gereja bawa apa?"
Si sulung menjawab,
"Bawa Alkitab, persembahan."
Si bungsu pun menjawab,
"Bawa hidupku."
Ketika saya tanya mengapa ia menjawab begitu, dengan gaya polosnya ia menjawab,
"Kan, Yesus ada di hatiku-nyo ( Ia memanggil dirinya dengan sebutan 'nyo' )."
Benar-benar tidak ada dalam pikiran saya bahwa jawaban yang sangat sederhana itu adalah sesuatu yang paling bermakna yang dilontarkan oleh anak berumur 2 tahun.
Betapa rutinitas membuat kita sibuk mempersiapkan segala atribut yang akan kita gunakan saat beribadah di gereja. Baju apa yang akan kita pakai, dandanan kita, Alkitab, persembahan, bahkan mungkin ibu-ibu muda sibuk mempersiapkan bekal yang akan dibawa si kecil saat di gereja agar tidak rewel.
Hal-hal di atas tidaklah salah jika dipersiapkan sebaik mungkin, tapi ada hal terpenting yang harus kita persiapkan saat akan beribadah.
Hati kita. Hidup kita. Itulah yang paling penting.
Betapa sering kita datang beribadah ala kadarnya dan berharap bahwa kebaktian akan membuat kita bersukacita dan merasakan damai. Khotbah yang disampaikan hamba Tuhan akan memberikan kekuatan baru dan penghiburan buat kita.
Pujian dan penyembahan yang dipimpin song leader dapat membuat kita bersemangat. Itu juga tidak salah, sih. Tapi jika kita sudah mempersiapkan hati kita sejak dari rumah untuk memberikan yang terbaik buat Tuhan, tentu akan lain hasilnya.
Kita tidak akan terpengaruh jika song leader kurang baik memimpin pujian atau jika hamba Tuhan kurang pas menyampaikan khotbah.
Yang terpenting saat kita beribadah pada Tuhan adalah membawa hidup kita, hati kita di hadapan-Nya.
Yang lain, boleh nyusul.
Doa : Tuhan, aku mau membawa hidupku sebagai persembahan di hadapan-Mu. Layakkanlah aku ya, Tuhan.
Sumber : Renungan Bulanan Wanita.
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar