Minggu, 07 Februari 2010

Bekasnya Tetap

Ada seorang ayah bingung menghadapi anak laki-lakinya yang seringkali marah terhadap semua orang. Suatu kali sang ayah menemukan cara menghadapi anaknya. Ia memanggil anaknya dan berkata."nak, kalau kamu sedang marah ambillah paku dan tancapkan paku itu di pagar belakang rumah kita, lampiaskan marahmu di sana. Lalu ayahnya berkata : "nanti kalau kamu merasa amarahmu terhadap orang itu telah hilang cabutlah paku yang engkau tancapkan tadi."

Suatu kali anaknya memanggil ayahnya dengan bangga dia berkata. "ayah lihatlah ke pagar belakang." Ayahnyapun bergegas ke sana, ia mendapati tidak ada sebatang pakupun yang tertancap di sana, yang ada hanyalah bekas lubang paku yang dalam, yang memenuhi pagar tersebut."

Segera ia memanggil anaknya dan berkata. "nak.. lihatlah, sekalipun engkau telah mencabut paku-paku tersebut, namun bekas lubangnya tetap ada. Itu artinya amarah yang engkau lampiaskan ke orang lain, akan tetap meninggalkan lubang yang dalam di hati, sekalipun engkau telah meminta maaf bahkan melupakan amarahmu namun bekasnya tetap ada di hati orang lain. 

Amarah itu tidak berkenan di mata Tuhan.  Marilah kita menyadari kalau hidup kita singkat, berikan dan tinggalkanlah hal-hal yang baik, bukan sebaiknya meninggalkan luka di hati orang lain. Amarah bukan hanya merugikan orang lain, diri kita sendiri juga dirugikan. 

Kendalikan amarah kita, jika tidak bekas luka itu akan semakin banyak. 

" Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya. "( Amsal 29 : 11 ) 

Tuhan Memberkati.

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar