Sabtu, 06 Februari 2010

1 x 10

"Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan," (Yesaya 29:13).

Meski waktu itu kedua orang tua saya belum menjadi orang percaya, tapi sejak kecil saya sudah dibiasakan bersekolah minggu dan kemudian bergereja. Hingga sekarang saya dewasa, berarti sudah cukup lama juga saya akrab dengan berbagai kisah dan bagian Alkitab. Tentu ini satu hal yang saya syukuri.

Namun, satu kali hal itu justru pernah membuat saya sombong. Sempat terjadi, jika saya mendengar khotbah yang membahas satu bagian Alkitab yang sudah sangat sering saya dengar, saya langsung tidak tertarik lagi mendengarkannya.

"Paling isinya itu-itu saja."

"Khotbah tentang talenta paling-paling membahas perumpamaan talenta."

"Bicara iman, pasti ayatnya diambil dari Ibrani 11."

"Kalau kekhawatiran, pasti diambil dari Matius 6," dst.

Itulah perasaan yang sempat saya alami yang justru membuat saya tidak bisa menerima berkat dari firman Tuhan. Namun satu waktu, saya sadar akan kesalahan saya saat diingatkan akan sebuah ungkapan,

"10x1 berbeda dengan 1x10!"

Guru di sekolah mungkin sering mengatakan ini.

Dalam hal sikap saya tadi, kalimat ini juga berlaku. Rutin belajar 1 jam dalam 10 hari adalah lebih baik daripada belajar 10 jam dalam 1 hari.

Membaca firman Tuhan pun kiranya juga demikian. Lebih baik membaca setiap hari satu ayat untuk kemudian direnungkan daripada membaca Kejadian sampai Wahyu dalam sehari tanpa perenungan.

Sekalipun kita hafal isi beberapa perikop Alkitab, tapi percuma saja jika hal itu justru membuat kita tidak mau diajar. Lebih parah lagi, percuma kita hafal seluruh Alkitab jika kita tidak pernah mempraktekkannya.

Tuhan Yesus mengecam keras orang Farisi yang meski tahu banyak tentang Taurat, tapi hal itu justru membuat mereka menolak Dia yang menggenapi Taurat itu.

Firman Tuhan tidak hanya perlu dipahami secara kognitif ( akal budi ) tapi juga dengan segenap hati dan jiwa. Jika itu kita lakukan, saya percaya bahwa satu ayat yang sudah ribuan kali kita baca pun akan tetap dapat dipakai Roh Kudus untuk menjadi berkat, hikmat, dan kekuatan baru bagi kita.

Kata-kata bijak : Memahami Tuhan harus dengan segenap akal budi, hati, dan jiwa.

Sumber : Renungan Harian Spirit.

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar