Senin, 20 September 2010

Ketika Harapan Tidak Sesuai Kenyataan

Sangat mudah bagi kita untuk berkata bahwa Tuhan Yesus itu baik, setia dan pertolongan-Nya selalu tepat waktu di dalam hidup kita di saat Dia menjawab setiap doa dan permohonan kita. Saat Dia memberi berkat-berkat-Nya dalam hidup kita. Saat Dia mencukupi semua kebutuhan kita.

Tetapi ketika Tuhan Yesus tidak menjawab doa permohonan kita, tidak memberi berkat-berkat-Nya pada kita, dan pertolongan-Nya tidak datang bahkan di saat terakhir pun, masihkah kita berani berkata bahwa Tuhan Yesus itu tetap baik, setia dan pertolongan-Nya selalu tepat waktu di dalam hidup kita? Masihkah kita tetap mengikuti-Nya dengan setia dan tetap mengasihi-Nya? Rencana-Nya bukanlah rencana kita. Dan Dia selalu berikan yang terbaik.

Yohanes Pembaptis adalah subjek penggenapan terakhir di dalam Perjanjian Lama (Maleakhi 4:6 bandingkan dengan kisah malaikat bertemu dengan imam Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis di Lukas 1:5-18, 57-67). Saat itu nabi Maleakhi adalah nabi terakhir di dalam Perjanjian Lama yang menubuatkan bahwa TUHAN akan mengutus nabi Elia kembali kepada bangsa Israel (seseorang yang memiliki karakter dan pelayanan seperti nabi Elia) untuk memberikan pemulihan bagi bangsa Israel (dilambangkan melalui pemulihan hubungan bapa dan anak yang kita baca di ayat 6).

Bangsa Israel sendiri sangat menginginkan pemulihan. Sejak jaman pembuangan dan kembali ke negeri pada jaman Ezra dan Nehemia, mereka kehilangan figur dan percaya diri sebagai bangsa yang dipilih Tuhan. Raja-raja mereka (Israel dan Yehuda) dibawa dan ditundukkan musuh-musuh mereka , sebagai akibat dari ketidak-taatan mereka menyembah dan mendengarkan suara Allah.

Sejak pulangnya mereka dari pembuangan yang dipimpin oleh Ezra dan Nehemia sampai pada masa-masa kelahiran Tuhan Yesus, tidak ada Firman Allah yang disampaikan kepada mereka melalui perantaraan nabi-nabi. Terakhir Firman Tuhan hanya datang melalui nabi Maleakhi yang menubuatkan "pelayanan Elia" dan malaikat Tuhan yang datang kepada imam Zakharia yang menggenapi nubuatan nabi Maleakhi tersebut.

Saya percaya, Yohanes Pembaptis tumbuh di bawah dan di dalam ajaran imam Zakharia (yang adalah ayahnya sendiri, Lukas 1:76-80), bahwa Yohanes Pembaptis adalah seseorang yang telah dipilih untuk berjalan dalam kuasa nabi Elia yang mengadakan pemulihan hubungan Allah dengan umat-Nya (hal ini dapat dilihat di dalam pelayanannya--Lukas 3:3-6--pertobatan umat Israel dengan cara bertobat dan dibabtis) dan juga telah diajarkan dan dipersiapkan oleh imam Zakharia bahwa Yohanes Pembaptis adalah seseorang yang akan menyiapkan jalan bagi Tuhan (bandingkan Lukas 3:4-6 dengan Maleakhi 4:6).

Yohanes Pembaptis tahu bahwa panggilannya adalah mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Selain itu, dia juga tahu (dan merindukan) akan datangnya seorang pembebas bagi bangsa Israel, seperti yang dinubuatkan oleh para nabi-nabi. Dia tahu bahwa dirinya adalah subjek penggenapan nubuatan terakhir, baru setelah itu datanglah Tuhan dan sang Pembebas dan Penyelamat bagi bangsa Israel dari tangan musuh-musuhnya.

Lalu Tuhan Yesus datang dan mulai melayani. Dia menyembuhkan setiap penyakit, mengusir setan-setan, mengadakan banyak mujizat. Banyak orang menganggapnya nabi, tetapi tidak sedikit yang mencemooh-Nya sebagai anak tukang kayu (Matius 13:54-58). Yohanes Pembaptis dan murid-muridnya juga mengamati. Apakah Tuhan Yesus adalah orang yang selama ini bangsa mereka nantikan? Atau mereka harus menantikan orang lain lagi.

Matius 11:2-6 mengatakan kepada kita apa jawaban Tuhan Yesus kepada murid-murid Yohanes Pembaptis sekaligus jawaban bagi bangsa Israel yang menantikan pembebas bagi bangsa mereka. Bangsa Israel mengharapkan pembebas secara fisik, raja yang akan melepaskan bangsa Israel dari tangan para penjajahnya. Tapi Tuhan Yesus datang sebagai Pembebas yang jauh lebih penting bagi jiwa mereka, menyelamatkan dari kebinasaan kekal, yaitu api neraka.

Saya tidak bisa membayangkan betapa kecewa dan hancurnya hati Yohanes Pembaptis dan murid-muridnya (dan juga bangsa Israel yang mendengarnya) ketika mereka tidak mendapatkan harapan yang sesuai dengan kenyataan yang mereka inginkan. Mereka memandang dan menilai segala sesuatu berdasarkan apa yang mereka inginkan secara jasmani. Tetapi Yesus berkata bahwa berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Dia (Matius 11:6).

Adakah hari-hari ini semua harapan yang kita damba-dambakan tidak menjadi kenyataan? Tidak selalu apa yang menjadi harapan dan keinginan kita semua dikabulkan oleh Tuhan. Kenapa? Karena Dia tahu apa yang terbaik bagi hidup kita. Dia pemegang masa depan kita. Dia tahu kalau Dia menuruti apa yang menjadi keinginan kita, itu dapat membuat kita jauh dari persekutuan yang intim dengan-Nya. Lebih baik Dia mengambil resiko untuk dicela kita (karena keinginan kita tidak dituruti Dia) daripada Dia melihat kita binasa karena kita tidak tahu apa yang kita inginkan.

Hari ini peganglah Firman Tuhan ini baik-baik. Ketika apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, Tuhan Yesus tetap baik. Dia tahu apa yang terbaik bagi hidup kita. Rencana-Nya sepanjang hidup kita, rencana kita hanyalah memiliki masa waktu tertentu. Rencana-Nya untuk kehidupan kita seterusnya, rencana kita hanyalah tergantung perasaan kita beberapa saat saja.

Sama seperti lagu.. Tuhan inilah hidupku, Kuserahkan pada-Mu. Segala cita-citaku, masa depanku, kuserahkan pada-Mu.. Serahkan hidup dan masa depan kita di tangan Tuhan. Dia tahu apa yang terbaik bagi kita. Lakukan tugas kita dengan tekun dan setia, biar Tuhan yang melakukan tugas-Nya dengan setia. Amin. Tuhan Yesus memberkati.

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar