Sabtu, 21 Agustus 2010

Salahku Atau Salahmu...!?

Sebuah keluarga miskin kemalingan sepeda. Semua anggota keluarga merasa sedih karena bagi mereka sepeda itu amat berarti.

Sang anak: "Semua ini salah ku, sepulang dari sekolah, ku parkir di pekarangan tapi tidak kukunci
rodanya.."

Bapak: "Bukan salahmu nak, salah papa yang mau menyuruh mu beli obat, membuatmu nunggu kelamaan.."

Mama: "Bukan, itu salahku yang kelamaan mencari resep dokter, lupa gak tahu keselip dimana.."

Kakek: "Bukan salah kalian, salah kakek yang habis nyapu lupa nutup pintu pagar.."

Nenek: "Nggak, salah nenek yang lupa nyalain lampu sehingga pekarangan gelap.."

Walaupun mereka sedih namun kehilangan sepeda tidak menjadi musibah bagi keluarga miskin itu,
sebab mereka tidak membuat musibah besar dengan saling menyalahkan, saling menghujat, malah sebaliknya saling menyalahkan diri sendiri, merasa paling bertanggung jawab dan saling memaafkan. Luar biasa!

Sebuah musibah menjadi ringan karena ditanggung bersama dengan semangat kasih sayang yang kuat. Demikianlah indahnya sebuah keluarga. Namun sebuah kasus kehilangan bisa berubah menjadi musibah yang menghancurkan keluarga
bila anggota rumah saling menyalahkan, saling menghujat, mencari kambing hitam, dan saling lempar tanggung jawab.

Demikian sama dengan sebuah kata SALAH. Kata SALAHKU atau SALAHMU sudah membuat perbedaan langit dan bumi. Mari kita menjadi orang-orang yang tidak pandai mencari kesalahan orang lain, menuduh dan memarah-marahi orang lain, tetapi menjadi seorang yang memberi jawaban dan jalan keluar berdasar hikmat yang Tuhan sudah beri kepada kita. Amin.

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar