Kamis, 27 Januari 2011

Pilar-Pilar Kebahagiaan

MANNA SORGAWI – 31 Agustus 2010

Pilar-Pilar Kebahagiaan
 

Kolose 3:14 - Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 

Ketika memutuskan untuk menikah, orang pasti mengharapkan sebuah rumah tangga yag bahagia. Bahagia dapat didefinisikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram, bebas dari segala yang menyusahkan. Kita mengharapkan suami atau istri yang penuh pengertian, anak-anak yang sehat dan taat, keuangan yang baik, dll.

Namun, kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya. Kebahagiaan perlu dibangun dan diupayakan. Berikut ini ada 6 pilar kebahagiaan yang perlu kita kembangkan sebagai suami-istri didalam rumah tangga:

Pertama, saling menerima (Rm 15:7). Saling menerima merupakan kuci utama untuk mengatasi perbedaan. Pasangan kita memiliki karakter, kebiasaan, pemahaman, dan mungkin saja budaya yang berbeda, jika ia berasal dari suku atau bangsa yang lain. Kita jangan berusaha mengubah pasangan kita, tetapi mulailah mengubah sikap kita jika memang perlu untuk berubah demi kebaikan bersama. Ketika pasangan melihat perubahan kita, besar kemungkinan ia juga akan mulai berubah dengan kesadaran sendiri.

Kedua, saling menghargai (1 Ptr 2:17, 3:7). Saling menghargai berhubungan dengan rasa hormat kita kepada pasangan. Hargailah pasangan sebagai partner, jangan menganggap dan memperlakukan dia sebagai orang yang lebih rendah. Termasuk juga didalamnya menghargai pendapat dan ide-idenya, sekalipun pendapatnya tidak sebaik yang Anda harapkan.

Ketiga, saling mengutamakan (Flp 2:3). Kita akan mengutamakan pasangan, jika kita menganggap dia lebih penting daripada diri kita sendiri. Mengutamakan diri sendiri akan menimbulkan kesalapahaman, yang membuat damai sejahtera hilang. Utamakanlah pasangan Anda, perasaan, keinginannya, hobinya, dll. Sungguh indah ketika suami-istri saling mengutamakan. Ada pelayanan timbal-balik antara keduanya.

Keempat, saling memuji (Ams 25:27). Amsal mengatakan bahwa kata-kata pujian yang kita berikan hendaklah jarang. Artinya, memberikan pujian merupakan hal yang wajar, tapi jangan memberikan pujian yang berlebihan dan mengada-ada. Pujian yang wajar merupakan motivasi yang baik bagi pasangan. Jika selama ini kita terbiasa mengkritik pasangan, sekarang gantilah kritikan itu menjadi pujian yang akan membuat pasangan kita bersukacita.

Kelima, saling mengampuni (Ef 4:32, Kol 3:13). Dalam hidup berumah tangga, akan ada kesalahpahaman atau pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan. Sebagai orang-orang yang sudah diampuni oleh Tuhan, suami-istri juga hendaknya bersedia memberikan pengampunan ketika sikap atau tindakan pasangan menyakiti hatinya.

Keenam, saling membangun (1 Tes 5:11, Rm 14:19). Bantulah pasangan Anda, untuk berubah menjadi lebih baik. Jangan biarkan dia dalam kesalahannya, tegur dengan kasih dan doakan dia, agar kalian berdua semakin baik dan maju dalam Tuhan. 

DOA:  Bapa, berkatilah rumah tangga kami. Bantu kami untuk bisa membangun pilar-pilar kebahagiaan berdasarkan firmanMu. Dalam Nama Yesus aku mohon. Amin. 

KATA-KATA BIJAK:
Kebahagiaan tidak datang secara instan, ada usaha dan pengorbanan untuk membangunnya

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar