Siapakah Engkau? Jawab Yesus kepada mereka: Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? - Yoh 8:25
Pagi itu kami bermaksud mengunjungi sebuah teluk yang terkenal indah yang kami ketahui dari informasi di internet.
Setelah beberapa lama menempuh perjalanan, saya menanyakan arah kepada isteri saya.
Ia kelihatan panik dan terus mengatakan ia tidak tahu.
Saya memintanya untuk melihat peta kembali karena tidak ingin tersesat di jalan. Namun jawabannya tetap sama.
Saya pun mulai mengomel karena merasa kewajibannya sebagai navigator untuk memastikan arah yang benar.
Akhirnya kami menemukan rute yang benar. Namun saya baru menyadari keadaan di mobil terasa sunyi.
Rasanya ada yang tidak beres.
Ketika saya menengok, saya mendapati isteri saya sedang menangis.
Setelah saya tanyakan sebabnya, ia mengatakan bahwa ia tidak ingin mengacaukan acara wisata ini tapi ia benar-benar tidak bisa membaca peta.
Tanpa saya sadari perilaku itu juga terjadi dalam relasi dengan Tuhan.
Saya berusaha untuk memegang kendali atas relasi dengan Tuhan.
Saya berusaha menjadikan Tuhan sebagai navigator, atau lebih tepatnya sebagai papan petunjuk yang hanya terpakai jika saya membutuhkan.
Saya pikir saya tahu jalan dan hanya butuh sedikit bantuan untuk tahu arah yang benar.
Aaarrggghhh…ternyata saya salah.
Saya seperti seekor domba yang terlalu sombong untuk mengatakan saya butuh untuk dituntun.
Teman, jikalau kita salah, mari akui kalau kita butuh untuk dituntun.
Apakah saya mendengar ketika Tuhan berbicara pada saya?
Tuhan Memberkati
Bahasa Kasih
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Senin, 22 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar