Sabtu, 23 Juli 2011

Ketika Kita Kehilangan

Skenario 1
Andaikan Anda sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, Anda berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi Anda untuk menggoyang-goyangkan kaki. Di tengah perjalanan, Anda dikejutkan oleh seseorang yang menepuk bahu Anda. "Mas. Handphone mas barusan jatuh nih," kata orang tersebut
seraya memberikan handphone milik Anda. Apa yang akan Anda lakukan kepada
orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih dan berlalu
begitu saja.

Skenario 2
Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Andaikan Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya.
Orang itu tahu handphone itu milik Anda tetapi tidak langsung memberikannya
kepada Anda. Hingga tiba saatnya Anda akan turun dari kereta. Sesaat sebelum  Anda turun dari kereta, orang itu menepuk Anda dan menyodorkan handphone Anda sambil berkata "Mas. Handphone mas barusan jatuh nih." Apa yang akan Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut, tetapi saya pikir rasa terima
kasih yang Anda berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang
Anda berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan
handphone itu  kepada Anda). Setelah itu mungkin Anda akan langsung turun
dari kereta.

Skenario 3
Marilah kita beralih kepada skenario ketiga. Pada skenario ini, Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, hingga Anda menyadari handphone Anda tidak
ada di kantong Anda saat Anda sudah turun dari kereta. Anda pun panik dan
segera menelepon ke nomor handphone Anda, berharap ada orang baik yang
menemukan handphone Anda dan bersedia mengembalikannya kepada Anda. Orang
yang sejak tadi menemukan handphone Anda (namun tidak memberikannya kepada
Anda) menjawab telepon Anda. "Halo, selamat siang mas. Saya pemilik handphone yang ada pada mas sekarang," kata Anda kepada orang yang sangat Anda harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada Anda.
Gayung bersambut, orang yang menemukan handphone Anda berkata, "Oh, ini
handphone mas ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar mas ambil di sana nanti ya." Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, Anda pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone Anda yang telah hilang. Apa yang akan Anda
lakukan pada orang tersebut? Satu hal yang pasti, Anda akan mengucapkan
terima kasih, dan seperti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih
Anda pada skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini Anda akan
memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone Anda tersebut.

Skenario 4
Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat. Pada skenario ini, Anda
tidak sadar handphone Anda terjatuh, Anda turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone Anda telah hilang, Anda mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya Anda tiba di rumah. Malam harinya, Anda mencoba mengirimkan SMS: "Bapak/Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak/ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan
kebaikan hati bapak/ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada
saya.  Saya akan memberikan imbalan sepantasnya." SMS pun dikirim dan tidak
ada balasan. Anda sudah putus asa. Anda kembali mengingat betapa banyaknya
data penting yang ada di dalam handphone Anda. Ada begitu banyak nomor
telepon teman Anda yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa
hari kemudian, orang yang menemukan handphone Anda menjawab SMS Anda, dan
mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut. Bagaimana
kira-kira perasaan Anda? Tentunya Anda akan sangat senang dan segera pergi
ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Anda pun sampai di sana dan orang
itu mengembalikan handphone Anda. Apa yang akan Anda berikan kepada orang
tersebut? Anda pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepadanya, dan mungkin Anda akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan
besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin Anda berikan di skenario ketiga).

Moral
Apa yang Anda dapatkan dari empat skenario cerita di atas? Pada keempat
skenario tersebut, Anda sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang
menemukannya. Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya
kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih. Orang kedua menemukannya
dan memberikan kepada Anda sesaat sebelum Anda turun dari kereta. Anda
berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar. Orang ketiga menemukannya
dan memberikan kepada Anda setelah Anda turun dari kereta. Anda berikan dia
ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah. Orang keempat
menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru
mengembalikannya kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih ditambah
hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini. Cobalah pikirkan, di antara keempat orang
di atas, siapakah yang paling baik? Tentunya orang yang menemukannya dan
langsung memberikannya kepada Anda, bukan? Dia adalah orang pada skenario
pertama. Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di
antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario keempat,
karena dia telah membuat Anda menunggu beberapa hari dan mungkin saja
memanfaatkan handphone Anda tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah
orang yang akan Anda berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Anda memberikan reward kepada keempat
orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan
lebih pantas mendapatkan banyak, Anda berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu? Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin
bertambah di setiap skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar
handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu
kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan
kita alami seandainya saat itu kita sudah turun  dari kereta.

Pada skenario ketiga, Anda sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama Anda
mendapatkan kelegaan dan harapan Anda akan mendapatkan handphone Anda kembali.

Pada skenario keempat, Anda sangat merasakan kehilangan itu.
Anda mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone Anda, asalkan handphone itu bisa kembali kepada Anda.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan Anda semakin  menghargai handphone yang Anda miliki.

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang Anda syukuri? Apakah itu berupa rumah,
handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau
suatu  hal lain. Ada satu cara yang benar-benar ampuh yang bisa dilakukan Tuhan untuk membuat kita mensyukuri sesuatu yang mungkin kita anggap biasa itu.

Bagaimana? Dengan mengambilnya dari kita, hingga kita merasakan kehilangan.
Saat itulah, kita akan mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat
bersyukur?  Saya rasa sebaiknya tidak. Syukurilah segala yang kita miliki,
termasuk hidup kita, selagi itu masih ada.

Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah diambil dari kita.


"If ever there is tomorrow when we're not together.. there is something you must always remember. you are braver than you believe, stronger than you seem, and smarter than you think. but the most important thing is, even if we're apart.. i'll always be with you." - Winnie the Pooh-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar