Suatu hari Oscar mengajak salah satu dari penyemir sepatu itu untuk makan bersamanya. Dia mengajak anak itu ke toko roti dan berkata,
"Juan, ayo masuk!"
"Tidak, si pemilik toko tidak akan mengijinkanku masuk. Lagipula tanganku kotor." Kata Juan sambil menunjukkan tangannya, tetapi setelah sedikit dipaksa akhirnya ia masuk juga.
Keesokan harinya Juan mengajak tiga orang temannya untuk bergabung bersama dengan dia dan Oscar. Oscar membeli roti dan yogurt, lalu makan bersama mereka.
"Saya akan membacakan sebuah cerita dari Alkitab, cerita ini bagus buat kalian," kata Oscar kepada mereka dan ia mulai membuka Alkitabnya.
Oscar cukup terkejut manakala sesaat sebelum ia membaca, salah satu dari ketiga bocah itu berkata,
"Kita harus berdoa sebelum mulai."
Hari itu menjadi hari yang bersejarah dan menyenangkan bagi mereka berempat. Ketika Oscar menceritakan pengalamannya itu di gereja, banyak orang yang tergugah hatinya dan mulai terbeban memberi makan anak-anak tersebut.
Pengalaman Oscar telah melahirkan satu lagi jembatan bagi Injil. Mereka menamakan pelayanan ini "Bread of Life". Pelayanan itu terus dipelihara dan berkembang sehingga saat ini ada ratusan orang anak penyemir dan ibunya yang hidup berkekurangan, yang diberi makan tiga kali seminggu oleh "Bread of Life".
"Kami selalu membutuhkan sukarelawan untuk memasak makanan, memotong sayuran, dan juga yang mengajak anak-anak itu ngobrol," ujar Linda Marferian, seorang misionaris yang melayani di daerah tersebut.
"Saya datang ke sini dan merasa sangat bahagia. Setiap minggu saya mendengarkan firman Tuhan dan keluar tanpa beban lagi," kata mamanya Luis.
"Saya sering tidak taat kepada ibu, terkadang saya mencuri. Sekarang saya tahu bahwa Tuhan telah mengubah banyak hal dalam hidup saya," ungkap Luis, seorang anak yang digembalakan Bread of Life.
Selain diberi makan, anak-anak itu juga dibekali berbagai pelatihan, peralatan sekolah, baju dan obat-obatan agar mereka bisa keluar dari kehidupan jalanan. Selalu ada jalan yang tepat untuk menyampaikan Injil yang membawa damai sejahtera dan kelimpahan. Injil selalu mendatangkan sukacita, bagi yang mengabarkan maupun yang menerima.
Tuhan memerintahkan kita untuk terus memberitakan Injil sampai kesudahan dunia tiba. Jadi kita tidak boleh kehilangan hati atau hasrat untuk memberitakan bahwa Yesus sudah turun dari Sorga, mengambil rupa seorang manusia, bahkan menjadi hamba yang mati di kayu salib untuk menebus serta memberikan kehidupan yang berkelimpahan kepada orang yang percaya kepada-Nya.
Bangun terus jembatan Injil dan seberangkan satu jiwa lagi bagi Dia.
Doa : Tuhan Yesus, di sekitarku selalu ada jiwa yang membutuhkan karya keselamatan yang telah Engkau kerjakan. Mampukan aku membangun jembatan bagi mereka. Amin.
Kata-kata bijak : Selalu ada jembatan yang bisa dibangun manakala kita rindu menyeberangkan jiwa yang tersesat ke Sorga.
Sumber : Renungan Manna Sorgawi.
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar