Suatu hari seorang duta besar dari negara tetangga mengunjungi Yunani, ingin bertemu dengan Raja Sparta. Duta besar itu membayangkan akan melihat rakyat Yunani yang hidup aman karena dikelilingi oleh benteng nan kokoh.
Namun ia menjadi sangat heran ketika sampai di kota Sparta, ia tidak menemukan tembok kota seperti yang terbayang di benaknya.
"Tuanku Raja, mengapa Anda tidak membangun benteng yang kokoh untuk melindungi kota ini?" Tanya duta besar itu.
"Tuan, secara fisik saya tidak perlu membangun benteng yang kokoh, sebab kami benar-benar sudah terlindungi. Besok pagi-pagi sekali, Tuan dapat melihat benteng kami yang sesungguhnya."
Keesokan harinya dengan ditemani Raja Sparta, duta besar itu melihat pasukan Sparta yang besar berbaris di lapangan.
Ada 10,000 prajurit yang sedang berlatih dengan gagah dan penuh keberanian.
"Lihat, pasukan inilah yang sesungguhnya menjadi benteng kota Sparta. Setiap prajurit merupakan sebuah batu kokoh yang tidak mudah untuk ditembus oleh musuh," kata Raja Sparta menjelaskan.
Prajurit Sparta menjadi benteng yang kuat untuk bisa ditembus musuh Yunani, demikian juga dengan orang percaya yang suka membangun benteng rohaninya dengan doa yang tak pernah putus. Doa orang benar adalah benteng kokoh, yang sangat sulit ditembus oleh kekuatan musuh.
Semasa hidup di bumi, Tuhan Yesus sendiri membangun tembok pertahanan dengan menjalani jam-jam doa secara teratur, sedikitnya satu jam setiap kali Ia datang kepada Bapa di dalam doa-Nya ( Mat 26:40 ). Sebelum menjalani puncak pencobaan dari si jahat, di taman Getsemani, Yesus memastikan bahwa benteng-Nya berdiri kokoh.
Tindakan ini membuat-Nya menang atas pencobaan terbesar yang dihadapi-Nya. Jika Yesus yang adalah Tuhan harus setia membangun benteng rohani, apalagi kita yang hanya manusia biasa?
Biarlah kita menjadi prajurit-prajurit Kerajaan Allah yang selalu berjaga-jaga di dalam doa yang tak putus-putus. Memang ada harga yang harus dibayar jika kita ingin membangun benteng rohani yang kokoh, yaitu menyingkirkan kenyamanan kita dan mulai berdoa dengan hati haus.
Bukankah seorang prajurit Tuhan tidak memusingkan dirinya dengan persoalan-persoalan penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya? ( 2 Tim 2:4 ). Orang yang mau bayar harga tidak akan pernah dikecewakan Tuhan!
Apakah kehidupan kita sedang porak-poranda, ditelusupi dan dihancurkan musuh karena kita tidak lagi setia membangun benteng rohani kita? Kalau hati kita digerakkan Tuhan untuk berdoa, entahkah itu pagi, siang, atau tengah malam, berdoalah segera tanpa menunda.
Dengan demikian kita sedang membangun kembali sebuah benteng rohani yang kokoh bagi diri sendiri, keluarga, pelayanan, bangsa dan negara.
Doa : Bapa, bangkitkanlah gereja-Mu supaya menjadi prajurit-prajurit yang siap bertempur. Biarlah kami menjadi pasukan yang tekun berdoa. Dalam nama Tuhan Yesus aku mohon. Amin.
Kata-kata bijak : Harga yang dibayar oleh seorang prajurit doa menghasilkan tembok perlindungan yang kokoh.
Sumber : Renungan Manna Sorgawi.
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar