Komunikasi

"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!" (Roma 12:14)

Seorang pemimpin adalah seorang komunikator yang baik, demikian ungkapan John Haggai dalam bukunya "Lead On."

Dan kita semua adalah pemimpin dalam batas tertentu. Dalam keluarga, pekerjaan, masyarakat dan dalam hal yang lebih khusus lagi, pemimpin bagi diri sendiri. Karena itu kita harus menjadikan kemampuan berkomunikasi sebagai aset utama.

Tugas setiap orang yang ingin berhasil adalah bagaimana mengkomunikasikan visi dan misi serta tujuan kita kepada mereka yang mau membantu kita meraih keberhasilan. Jangan lupa bahwa dalam berkomunikasi dengan para pengikut kita, haruslah dengan kasih dan kerendahan hati.

Dalam berkomunikasi hindari sikap mengkritik, menghukum atau menyalahkan orang lain. Karena hal itu akan melukai hati mereka. Kalau mereka terluka, mereka akan meninggalkan kita. Kalau mereka tetap bersama kita, maka mereka akan menjadi musuh dalam selimut.

Kalau ada kesalahan yang perlu dikoreksi, maka pujian dapat dipakai sebagai alat pembuka hati, untuk menerima kritikan dan nasehat kita. Artinya memuji seseorang dan pada saat yang sama, menyatakan kesalahannya (Wahyu 2:2-5).

Kita dapat mengkomunikasikan sesuatu dengan gerakan badan, kata-kata dan tulisan. Dan inilah modal pokok orang-orang yang ingin berhasil. Mereka tahu bagaimana mengkomunikasikan ide dan kemauan mereka untuk didukung oleh orang lain, dan mewujudkannya menjadi kenyataan.

Kita terpisah satu dengan yang lain karena wilayah, bahasa, kebudayaan, agama, politik, suku, kebangsaan dan hal-hal lain. Komunikasi yang baik dan efektiflah yang akan menyatukan perbedaan dan jurang pemisah ini. Melalui komunikasilah kita dapat menciptakan pengertian, toleransi dan simpati yang menciptakan kesatuan yang mesra dan harmonis diantara kita.

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)