Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan yang lebih lanjut, dokter berkata,
"Anda sudah tidak punya harapan."
Anehnya, setelah vonis itu Watchman Nee menjadi tenang dan berdoa,
"Tuhan, jika aku harus mati terlalu cepat, biarlah itu terjadi saat aku sedang menulis semua hal luar biasa yang telah Roh Kudus ajarkan padaku melalui firman-Mu."
Keadaan krisis inilah yang mendorong Watchman Nee untuk menulis buku "The Spiritual Man".
Melihat keadaan Watchman Nee yang belum menunjukkan kemajuan, sahabatnya Faithful Luke, memindahkannya ke perawatan Margaret Barber di White Teeth Rock. Di sana Watchman Nee berulangkali mengalami demam tinggi dan tak sadarkan diri di atas catatannya. Terkadang dia linglung hingga beberapa hari, bahkan tidak bisa mengingat apapun.
Suatu kali Watcman Nee terbaring tak sadarkan diri untuk waktu yang lama hingga teman-temannya memberitahu ke gereja-gereja bahwa dia telah meninggal. Saat Watcman Nee tersadar, tubuhnya sangat lemah dan kulitnya terasa sangat panas saat disentuh, namun rohnya lebih membara untuk meneruskan tulisannya.
Saat Watchman Nee semakin parah, rekan-rekan sepelayanannya berdoa puasa selama tiga hari bagi kesembuhannya. Sambil berbaring di atas ranjang dan berusaha bernafas, dia mengucapkan tiga ayat yang muncul di benaknya, yaitu: 2 Kor 1:24, 2 Kor 5:7, dan. Mark 9:23.
Firman Tuhan membangkitkan imannya dan dia sangat percaya bahwa Tuhan telah menyembuhkannya. Sementara teman-temannya tetap berdoa di ruang bawah, ujian terhadap kebenaran firman itu dimulai.
Watchman Nee bangkit, berdiri dan mengenakan pakaian yang sudah tidak dipakainya selama 176 hari. Kemudian dia berjalan ke ruang tempat rekan-rekannya sedang berdoa.
"Tidak ada yang mustahil," bisik hatinya sambil menuruni anak tangga demi anak tangga. Di setiap langkah dia berseru,
"Berjalanlah dengan iman, berjalanlah dengan iman!"
Melihat mujizat itu teman-temannya bersorak-sorai dan memuji Tuhan. Beberapa hari kemudian setelah berjalan selama tiga jam, Watchman Nee menyampaikan Firman Tuhan dengan kuasa yang besar di sebuah ibadah Minggu.
Ketika Firman Tuhan diperkatakan dengan iman, maka Firman itu akan hidup dan memberi kita kekuatan yang baru untuk menjalani hidup, meskipun sebenarnya kita sedang berbeban berat.
Firman yang dikumandangkan membuat kita yakin bahwa Tuhan ada di pihak kita, tetap mengasihi kita, dan campur tangan untuk menyelesaikan persoalan yang sedang kita hadapi. Karena itu biarlah setiap hari kita mengisi jiwa kita dengan membaca dan merenungkan Firman, karena iman tumbuh oleh pendengaran akan Firman Tuhan.
Doa : Sungguh benar Bapa bahwa Firman-Mu itu manis bagi jiwaku dan aku mencintainya. Di dalam nama Tuhan Yesus aku bersyukur atas kuasa Firman-Mu yang telah kualami. Amin.
Kata-kata bijak : Iman yang pudar akan segera bersinar tatkala diberi Firman Tuhan yang hidup.
Sumber : Renungan Manna Sorgawi.
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar