Kamis, 27 Januari 2011

Bagaimana Supaya Tetap Bersukacita

Renungan Harian

"Air Hidup"

Rabu, 05 Januari 2011

BAGAIMANA SUPAYA TETAP BERSUKACITA?

Mazmur 113:1-9

"Ia (Tuhan-Red) menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur." Mazmur 113:7

Hari-hari ini banyak orang kehilangan sukacita karena peliknya masalah yang dialami. Ada yang berkata, "Bagaimana saya bisa bersukacita, penghasilan saya pas-pasan, sedangkan biaya sekolah untuk anak mahal. Bagaimana saya bisa bersukacita, tinggal saja di kos-kosan ukuran 5S (sangat sempit sekali sampai sumpek). Bagaimana saya bisa bersukacita, di usia yang sudah di atas 30 tahun belum juga menemukan jodoh" dan sebagainya. Seringkali keadaan dan situasi yang ada begitu mempengaruhi kondisi hati kita. Sebaliknya, ada juga orang yang punya uang banyak dan tinggal di kawasan elite tetapi hatinya tetap tidak ada sukacita. Selalu saja ada rasa was-was atau kuatir. Ternyata, memiliki uang atau kekayaan melimpah tidak menjamin seseorang merasakan sukacita, karena uang tidak bisa membeli sukacita.

Sebagai orang yang percaya tidak seharusnya kita kehilangan sukacita, meski situasinya mungkin tidak mendukung. Tuhan menghendaki agar kita senantiasa memiliki sukacita di segala situasi, entah itu susah atau senang, punya duit atau bokek, karena sukacita adalah kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan hidup. Ada pun kunci untuk tetap mengalami sukacita adalah bermula dari pikiran kita, karena "…seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amzal 23:7a).

Pertama-tama kita harus tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa:
1. Kita punya Tuhan yang dahsyat. Pemazmur berkata, "Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi, Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita," (Mazmur 47:3-4). Sebesar apa pun masalah yang kita alami, serahkan semuanya pada Tuhan, Dia pasti sanggup menolong kita karena kuasaNya tak terbatas.

2. Masalah adalah proses pendewasaan iman. Jika kita diijinkan mengalami masalah, berarti Tuhan sedang mendidik kita supaya kita makin dewasa di dalam iman. Jadi, tetaplah bersukacita! Seperti dikatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10).

3. Ada Roh Kudus yang senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan kepada kita.

Oleh sebab itu mari kita jalani hari dengan penuh sukacita, karena kita punya Tuhan yang dahsyat dan Roh Kudus yang senantiasa menopang!

♡ ◦°˚G☺d♡Blε§§ U◦°˚♡

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Pilar-Pilar Kebahagiaan

MANNA SORGAWI – 31 Agustus 2010

Pilar-Pilar Kebahagiaan
 

Kolose 3:14 - Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 

Ketika memutuskan untuk menikah, orang pasti mengharapkan sebuah rumah tangga yag bahagia. Bahagia dapat didefinisikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram, bebas dari segala yang menyusahkan. Kita mengharapkan suami atau istri yang penuh pengertian, anak-anak yang sehat dan taat, keuangan yang baik, dll.

Namun, kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya. Kebahagiaan perlu dibangun dan diupayakan. Berikut ini ada 6 pilar kebahagiaan yang perlu kita kembangkan sebagai suami-istri didalam rumah tangga:

Pertama, saling menerima (Rm 15:7). Saling menerima merupakan kuci utama untuk mengatasi perbedaan. Pasangan kita memiliki karakter, kebiasaan, pemahaman, dan mungkin saja budaya yang berbeda, jika ia berasal dari suku atau bangsa yang lain. Kita jangan berusaha mengubah pasangan kita, tetapi mulailah mengubah sikap kita jika memang perlu untuk berubah demi kebaikan bersama. Ketika pasangan melihat perubahan kita, besar kemungkinan ia juga akan mulai berubah dengan kesadaran sendiri.

Kedua, saling menghargai (1 Ptr 2:17, 3:7). Saling menghargai berhubungan dengan rasa hormat kita kepada pasangan. Hargailah pasangan sebagai partner, jangan menganggap dan memperlakukan dia sebagai orang yang lebih rendah. Termasuk juga didalamnya menghargai pendapat dan ide-idenya, sekalipun pendapatnya tidak sebaik yang Anda harapkan.

Ketiga, saling mengutamakan (Flp 2:3). Kita akan mengutamakan pasangan, jika kita menganggap dia lebih penting daripada diri kita sendiri. Mengutamakan diri sendiri akan menimbulkan kesalapahaman, yang membuat damai sejahtera hilang. Utamakanlah pasangan Anda, perasaan, keinginannya, hobinya, dll. Sungguh indah ketika suami-istri saling mengutamakan. Ada pelayanan timbal-balik antara keduanya.

Keempat, saling memuji (Ams 25:27). Amsal mengatakan bahwa kata-kata pujian yang kita berikan hendaklah jarang. Artinya, memberikan pujian merupakan hal yang wajar, tapi jangan memberikan pujian yang berlebihan dan mengada-ada. Pujian yang wajar merupakan motivasi yang baik bagi pasangan. Jika selama ini kita terbiasa mengkritik pasangan, sekarang gantilah kritikan itu menjadi pujian yang akan membuat pasangan kita bersukacita.

Kelima, saling mengampuni (Ef 4:32, Kol 3:13). Dalam hidup berumah tangga, akan ada kesalahpahaman atau pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan. Sebagai orang-orang yang sudah diampuni oleh Tuhan, suami-istri juga hendaknya bersedia memberikan pengampunan ketika sikap atau tindakan pasangan menyakiti hatinya.

Keenam, saling membangun (1 Tes 5:11, Rm 14:19). Bantulah pasangan Anda, untuk berubah menjadi lebih baik. Jangan biarkan dia dalam kesalahannya, tegur dengan kasih dan doakan dia, agar kalian berdua semakin baik dan maju dalam Tuhan. 

DOA:  Bapa, berkatilah rumah tangga kami. Bantu kami untuk bisa membangun pilar-pilar kebahagiaan berdasarkan firmanMu. Dalam Nama Yesus aku mohon. Amin. 

KATA-KATA BIJAK:
Kebahagiaan tidak datang secara instan, ada usaha dan pengorbanan untuk membangunnya

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Gembok dan Kunci

Apakah ada diantara Anda yang memiliki profesi seorang guru, dosen atau pengajar? Pada saat Anda menguji anak didik Anda dalam sebuah tes, saya yakin bahwa ketika Anda memberikan pertanyaan kepada mereka, Anda pastinya sudah memiliki jawabannya juga. Tidak mungkin Anda memberikan soal kepada mereka, sementara Anda sendiri tidak tahu jawaban dari soal yang Anda berikan.

Hal yang sama juga berlaku kepada sebuah pabrik pembuatan gembok. Mereka tidak hanya sekedar menciptakan gembok saja, tetapi mereka juga membuat kunci untuk setiap gembok yang mereka ciptakan tersebut. Bayangkan betapa konyolnya jika mereka hanya menjual gembok tanpa membuat kunci untuk setiap gembok yang mereka ciptakan.

Dua analogi sederhana di atas juga memberikan pencerahan kepada kita bahwa hal yang sama Tuhan juga lakukan di dalam kehidupan kita. Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, maka sesungguhnya Dia sudah memiliki jawaban untuk persoalan tersebut. Tuhan tidak pernah membiarkan kita mengalami persoalan yang tidak terpecahkan atau masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Tuhan menyediakan "kunci" untuk setiap pergumulan hidup yang kita alami.

Tuhan tidak hanya menyediakan jawaban atau kunci untuk setiap masalah yang kita alami, tetapi Dia juga bijaksana di dalam mengukur kemampuan dan kapasitas kita dalam menanggung persoalan. Tuhan tidak akan pernah memberikan soal yang melebihi kemampuan kita.
Mungkinkah seorang guru memberikan soal kelas VI untuk anak yang masih kelas I ? Jika seorang guru saja bisa demikian bijaksana di dalam menakar kemampuan kita, apalagi Tuhan yang menciptakan dan menjaga hidup kita seperti biji mata-Nya sendiri?

Melalui kebenaran ini, kita diingatkan kembali agar jangan sampai menjadi orang yang mudah mengeluh dan selalu merasa bahwa persoalan yang kita alami sangatlah berat dan tak tertanggungkan. Jangan juga kita menjadi orang yang mudah putus asa karena kita berpikir bahwa masalah sudah menemui jalan buntu dan tidak ada jalan keluarnya. Ingatlah selalu bahwa ada soal berarti ada jawaban, ada gembok berarti ada kuncinya.

Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, Dia sudah menyediakan kunci jawabannya :)

♡ ◦°˚G☺d♡Blε§§ U◦°˚♡

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

The Greatest Things

"And now these three remain: faith, hope and love. But the greatest of these is love"

(1 Corinthians 13:13, NIV)


Spiritual maturity isn't measured by how long you've been a Christian, how much you know, or how often you go to church. Spiritual maturity is measured by the way you treat other people. It's measured by the love you allow to operate in and through you.

1 Corinthians 13 gives us a picture of what love looks like. When we are walking in love, we treat other people with courtesy and respect. In other words, are you kind to the person at the checkout counter that may be moving too slowly? Are you gentle when you are driving down the highway and someone cuts you off? Are you patient with your family and coworkers? These are all characteristics of love. The Bible tells us that love is patient. It is kind. It does not envy; it is not proud. It is not rude. Love is not easily angered, and it keeps no record of wrong. Love never fails.

Notice that these characteristics don't have anything to do with feelings. Love is a choice. You can choose to walk in love toward people even when you don't feel like it! Today, look for ways to cultivate the greatest thing in your life — love! Let love grow in you because it is the sign of spiritual maturity and opens the door for God to operate in and through you.

A PRAYER FOR TODAY
Heavenly Father, thank You for working in my life. Thank You for loving me so that I can show love to others. Keep me close to You and help me be an instrument of love everywhere I go. In Jesus' Name. Amen.

— Joel & Victoria Osteen


But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Bring Out The Best

"...Love is kind..."

(1 Corinthians 13:4, NIV)

You may have heard this verse many times before, but one translation says that "love looks for a way to be constructive." In other words, kindness isn't just about being nice; it's looking for ways to improve someone else's life. It's bringing out the best in others.

When you start your day, don't just spend time thinking about yourself or how you can make your own life better. Think about ways you can make someone else's life better, too! Ask yourself, "Who can I encourage today? Who can I build up?" You have something to offer those around you that no one else can give. Someone in your life needs your encouragement. Someone in your life needs to know that you believe in them. We are responsible for how we treat the people He's placed in our lives. He's counting on us to bring out the best in our family and friends.

Today, ask the Lord to give you creative ways to encourage those around you. As you sow seeds of encouragement and bring out the best in others, God will send people along your path that will build you up, too. Keep showing kindness so you can move forward into the blessing and freedom He has for you!

A PRAYER FOR TODAY
Father God, thank You for loving me. Thank You for believing in me and always building me up. I ask that You show me creative ways to encourage and build up the people around me. Help me be an example of Your love today and always. In Jesus' Name. Amen.

— Joel & Victoria Osteen

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Komunikasi Dalam Hubungan Suami dan Istri

Selain Tuhan dan firman-Nya di dalam Alkitab, komunikasi adalah salah satu hal yang harus kita perhatikan dan kita pelajari di dalam menjalani kehidupan dunia pernikahan. Mempelajari komunikasi dalam hubungan suami dan istri, bukanlah suatu hal yang dapat kita pelajari dalam waktu semalam atau pun dalam waktu periode tertentu saja. Dibutuhkan sikap kerelaan hati secara berkontinuitas di antara suami dan istri untuk mau bersama-sama diproses, dibentuk dan diubah karakter mereka berdua, memiliki kesabaran, kerendah-hatian, serta sikap saling menghargai dan menghormati.

Jika para suami dan istri mau untuk bersama-sama mulai belajar berkomunikasi dengan baik dan sehat, maka banyak rumah-tangga pasti akan mengalami perubahan dan pemulihan. Tidak ada yang namanya "mengalami kegagalan di dalam membina bahtera rumah-tangga karena alasan komunikasi yang kurang baik", karena kita tahu bahwa apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia (Matius 19:5-6). Untuk itulah kita perlu belajar jujur kepada diri kita sendiri, perihal sikap mana dalam kehidupan kita yang kurang baik dan yang perlu kita ubah.

Prinsip berkomunikasi yang baik dan sehat

Pertama, jadilah pendengar yang baik. Banyak orang dapat menjadi pembicara yang baik, tetapi tidak semua dapat menjadi pendengar yang baik. Seringkali, bukanlah jawaban yang dibutuhkan oleh pasangan Anda, tetapi sikap untuk mau menjadi pendengar yang baik yang dibutuhkan mereka. Kedua, berpikirlah panjang sebelum berbicara. Banyak orang yang hanya karena suasana hatinya saat itu kurang baik, tanpa berpikir panjang mereka langsung berbicara dan menjawab masalah lawan bicara mereka. Mereka kurang memperhatikan apakah itu adalah jawaban yang dibutuhkan dan bagaimana perasaan lawan bicara mereka setelah mendengar jawaban tersebut.

Ketiga, berbicaralah dengan nada kasih. Bagaimana pun kondisi hati Anda saat itu akibat adanya suasana yang kurang baik di pekerjaan, taruh itu di depan pintu rumah Anda. Jangan pernah sekali-kali membawanya ke dalam rumah Anda, yang nantinya membuat nada berbicara Anda menjadi ketus dan hambar. Keempat, jauhi perdebatan dan kendalikan amarah sewaktu berbicara. Di mana pun dan bersama siapa pun, perbedaan pendapat pasti ada dan itu adalah hal yang manusiawi dan wajar.

Dibutuhkan cukup kerendah-hatian untuk mengalah, selama pendapat itu tidak bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan. Mengalah bukan berarti kalah. Tetapi dengan mengalah kita belajar untuk mengendalikan amarah kita, menjauhi perdebatan, dan meminta hikmat Tuhan untuk jawaban dari masalah yang kita hadapi saat itu. Bukankah ada ayat yang berbunyi, "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah." (Amsal 15:1).

Kelima, berhentilah mengkritik, mulailah untuk memberi pendapat yang membangun, dan hargailah pendapat orang lain. Terkadang bukan "jalan keluar" yang kita diskusikan, tetapi hanyalah kritikan yang tak berarti tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Keenam, mintalah maaf bila bersalah. Bila tak bersalah? Cukuplah punya kerendah-hatian untuk meminta maaf terlebih dahulu dan cairkan suasana dengan pasangan Anda. Janganlah menghukum pasangan dengan "puasa bicara". Tidak selalu "puasa bicara" menghasilkan "jalan keluar" yang positif. Kedua belah pihak dapat terjebak dalam sikap "saling menunggu" kapan salah satu dari antara mereka mengajak bicara terlebih dahulu.

Ada hal-hal tertentu yang juga perlu diperhatikan saat berbicara. Pertama, mengenai volume suara kita jangan terlalu keras saat berbicara terhadap pasangan kita. Kedua, pitch atau nada suara jangan tinggi/membentak. Beberapa budaya di Indonesia terbiasa dengan nada suara yang tinggi, tetapi kita juga perlu belajar untuk menyesuaikan dengan pasangan kita. Dan yang ketiga adalah mengenai moment atau mencari waktu yang tepat untuk membicarakan masalah. Sembilan puluh persen gesekan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari disebabkan oleh nada bicara yang kurang baik.

Oleh karena itu mari kita benar-benar meminta hikmat kepada Tuhan bagaimana membangun komunikasi secara baik dan sehat terhadap pasangan kita. "Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!" (Amsal 15:23). Ketika kemarahan dalam hati kita terasa memuncak, pikirkanlah akibat yang dapat ditimbulkan dari kemarahan tersebut. Ingatlah juga akan masa-masa indah dan perjuangan bersama untuk dapat mewujudkan hari pernikahan Anda.

Sayangnya hal di atas hanya dapat sekedar menjadi "teori yang indah" bila kita tidak mau mengambil keputusan "Ya" untuk mau berubah menjadi yang lebih baik. Keputusan harus diambil dan perubahan dimulai dari hidup kita terlebih dahulu, bukan orang lain. Biarlah kita dipakai dan dimampukan Tuhan untuk dapat membawa perubahan mulai dari hidup kita dahulu dan lalu hidup kita dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Amin. Tuhan Yesus memberkati setiap kita.

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Lukisan Seorang Prajurit

Ada seorang ayah dan anak dari sebuah keluarga kaya di Amerika. Mereka memiliki hobi mengumpulkan berbagai benda karya seni langka. Ayah dan anak ini memiliki koleksi lukisan Picasso dan Raphael. Seringkali mereka duduk dan mengagumi koleksi seni yang mereka miliki.

Suatu hari perang Vietnam dimulai. Amerika mengirimkan prajurit-prajuritnya ke medan perang, dan salah satunya adalah anak orang kaya itu. Tapi tak berapa lama di medan perang, sebuah berita menyedihkan sampai kepada sang ayah, anak yang dikasihinya itu tewas saat berusaha menyelamatkan seorang prajurit lainnya…

Beberapa bulan kemudian, menjelang hari Natal, seorang prajurit datang ke rumah orang kaya itu. Prajurit itu menyalaminya dan berkata,

"Tuan, Anda mungkin tidak kenal saya, tetapi saya adalah prajurit yang diselamatkan oleh anak Anda. Saat dia sedang berusaha menyelamatkan saya, sebuah peluru mengenai dadanya dan ia tewas... Sebelumnya, saya sering berbincang dengannya dan ia sering menceritakan kecintaan Anda akan seni."

Anak muda itu mengeluarkan sebuah kotak, dan memberikannya kepada bapak itu.

"Saya tahu ini tidak seberapa, dan saya pun bukanlah seorang pelukis hebat, tetapi saya pikir anak Anda ingin Anda mendapatkan ini."

Sang bapak membuka kotak yang berisi lukisan wajah putranya, yang dilukis olah anak muda itu. Dia kagum bagaimana si prajurit menggambarkan anaknya di lukisan itu, dan sangat terharu. Karena begitu berterima kasih, pria itu ingin membayar prajurit itu.

"Jangan tuan, saya tidak akan pernah dapat membayar pengorbanan anak Anda. Ini adalah sebuah hadiah."

Bapak itu kemudian menggantung lukisan itu diantara koleksi-koleksinya. Dan setiap kali ada tamu, ia selalu memperlihatkan lukisan itu terlebih dahulu sebelum kepada lukisan-lukisan yang lain… Tapi beberapa waktu kemudian, bapak itu meninggal dunia. Dan karena tidak ada anggota keluarga dan ahli waris yang lain, lukisan-lukisan koleksinya akhirnya di lelang, termasuk lukisan putranya.

---------

Juru lelang mengetukkan palunya ke meja,

"Kami akan mulai dengan melelang lukisan putra dari pemilik lukisan-lukisan ini. Siapa yang mau menawar lukisan ini?"

Tidak ada orang yang mengangkat tangan atau bersuara, kebanyakan dari mereka yang menghadiri pelelangan itu adalah para kolektor benda seni langka. Mereka datang hanya untuk membeli benda dan lukisan terkenal. Jadi ketika juru lelang bertanya lagi,

"Siapa yang mau menawar lukisan ini?"

Seorang peserta lelang kemudian bersuara,

"Kami ingin melihat lukisan yang terkenal. Lewatkan saja yang satu ini."

Tetapi juru lelang tersenyum dan berkata,

"Maaf tidak bisa. Ayo, siapa yang ingin menawar? 200 dolar, 100 dolar?" Namun tetap saja tidak ada yang mau menawar.

Juru lelang tetap saja dengan tenang terus menawarkan lukisan itu, sampai akhirnya seorang pria yang terlihat biasa saja mengangkat tangannya,

"Saya tawar 10 dolar..."

"Baik… 10 dolar… Ada yang mau menawar lebih tinggi?"

Semua peserta lelang saling memandang sekeliling, tapi tidak ada lagi yang memberikan tawaran.

Juru lelang akhirnya mengetukkan palunya.

"Baiklah, terjual 10 dolar kepada bapak dengan jas abu-abu! Pelelangan saya tutup! Terima kasih."

Semua peserta pelelangan kebingungan, kenapa pelelangan sudah di tutup, padahal belum ada satupun lukisan lain yang terjual. Ada yang saling bertanya, sementara yang lainnya mulai mengajukan protes.

"Mohon maaf, pelelangan sudah selesai. Ketika saya diminta untuk memimpin pelelangan ini, saya diberi pesan berdasarkan wasiat dari pemilik lukisan. Hanya lukisan anaknya yang dilelang. Siapapun yang membeli lukisan anaknya, akan mewarisi semua kekayaan dan juga semua koleksi lukisannya. Jadi bapak yang membeli lukisan anaknya inilah yang mendapatkan semuanya!"

----------

Tahukah kita bahwa hal yang sama ditawarkan kepada dunia, juga saudara dan saya. Barang siapa menerima Anak-Nya, akan dikaruniai dengan keselamatan, beserta segala berkat dan kuasa yang terkandung di dalam-Nya…

Kadang tanpa kita sendiri sadari!
Well, now you know!

♡ ◦°˚G☺d♡Blε§§ U◦°˚♡

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)