Seorang eksekutif yang bernama Joko pulang ke rumah sambil membawa benih tersebut. Setiap hari, benih tersebut dirawat dan disiraminya dengan air dan pupuk. Setelah waktu berjalan enam bulan lamanya, di kantor tampak terlihat bahwa para eksekutif lainnya saling membicarakan perkembangan tanaman mereka. Sedangkan Joko melihat bahwa tidak ada perubahan yang terjadi sedikit pun pada benih miliknya. Ia merasa gagal terhadap tugas yang sudah diberikan sang CEO kepadanya.
Setelah setahun, seluruh eksekutif bersiap-siap untuk menghadap sang CEO untuk memperlihatkan hasil benih mereka yang telah menjadi tanaman tersebut. Joko berkata kepada istrinya bahwa ia tidak mau untuk membawa pot yang kosong kepada sang CEO. Namun istrinya tetap mendorong dan mendukung Joko untuk menceritakan kepada sang CEO apa yang sebenarnya terjadi pada benih tersebut. Joko menyadari bahwa istrinya menyarankan hal yang benar untuk dia lakukan.
Memasuki ruangan meeting, Joko hanya datang dengan membawa sebuah pot yang kosong. Seluruh mata para eksekutif lainnya memandang Joko hanya dengan tatapan kasihan. Ketika sang CEO memasuki ruangan, ia menikmati keindahan seluruh tanaman yang dimiliki oleh para eksekutif itu. Sampai pada akhirnya, sang CEO berhenti tepat di depan Joko yang terlihat tertunduk malu sambil membawa pot kosongnya. Sang CEO memintanya untuk maju ke depan dan menceritakan kepada seluruh para eksekutif yang hadir mengenai tragedi apa yang menimpanya sehingga benihnya tidak bertumbuh menjadi tanaman yang indah.
Ketika Joko selesai bercerita, sang CEO berkata, "Mari kita memberikan tepuk tangan yang meriah untuk Joko, sang CEO yang baru." Sang CEO berkata, "Aku memberikan kepada kalian sebutir benih yang sebelumnya telah aku rebus di air yang panas, sehingga benih tersebut mati dan tidak mungkin untuk tumbuh menjadi tanaman yang indah. Melihat kenyataan bahwa benih tersebut tidak dapat bertumbuh, kalian menukarnya dan berbohong kepadaku. Lain halnya dengan Joko, dia mau berkata dan menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi pada benih yang sudah kuberikan kepadanya."
Firman Tuhan di dalam Alkitab mengatakan kepada kita bahwa, "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:7-8). Ketika kita belajar untuk menabur kejujuran di dalam hidup kita, maka kita akan menuai kepercayaan dari kejujuran tersebut. Ketika kita menabur ketekunan, kita akan menuai kemenangan. Dan ketika kita menabur berkerja keras, maka kita akan menuai kesuksesan.
Ingatlah apa yang dikatakan oleh raja Daud di dalam kitab Mazmur 37:1-6. Janganlah kita marah karena orang yang berbuat jahat, dan janganlah kita menjadi iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Tetap percaya kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar