Senin, 02 Agustus 2010

Pemimpin Yang Melayani

John C Maxell : "Kepemimpinan adalah kemampuan memperoleh pengikut"

Pemimpin terkemuka suatu kelompok tertentu mudah ditemukan.

Perhatikan saja orang orang ketika berkumpul, kalau suatu persoalan harus diputuskan, siapa orang yang pandangannya paling berharga? Siapa orang yang paling diperhatikan lain lainnya ketika persoalan dibicarakan? Siapa orang yang cepat di setujui oleh orang orang lainnya? Atau yang paling penting siapa orang yang diikuti oleh lain lainnya?

Seorang pemimpin rohani atau pemimpin gereja, sebagai orang tua dalam keluarga, sebagai pemimpin dalam pekerjaan dan kelompok kelompok harus mewasdai diri terhadap kesombongan.

Ada tiga cara untuk menguji diri sendiri apakah kita telah terjatuh dalam hal kesombongan atau tidak :

1. Menguji diri sendiri saat

dianggap tidak terlalu

penting.

Bagaimana reaksi kita jika orang lain dipilih untuk menjalankan tugas yang kita harapkan / jabatan yang kita inginkan? Bagaimana jika orang lain di usulkan sementara kita di lupakan? Bagaimana jika orang lain melebihi kita dari berbagai karunia dan prestasi? Apakah kita merasa sakit hati, kecewa?

Jika kita merasa demikian, itu berarti kita tidak bisa menerima keadaan tersebut.

2. Menguji kejujuran.

Bila kita mengkritik diri sendiri, apakah kita dengan jujur mengatakan diri kita yang sebenarnya?

Bagaimana kalau kritik muncul dari orang lain, terutama dari orang yang tidak kita sukai? Apakah kita dapat menerimanya dengan suka cita? Atau, justru kita menyimpan dendam dan sakit hati?

3. Menguji diri sendiri ketika

menerima kritik.

Apakah kritik yang disampaikan kepada kita menimbulkan kebencian dan kemarahan dalam hati kita?

Dengan demikian kita segera membenarkan diri sendiri. Apakah kita akan segera membalas mengritik? Apakah kita akan menyimpan kejengkelan?

Kita harus melayani Tuhan dengan sungguh sungguh. Melayani Nya bukan sebagai kesibukan. Maksudnya kita disibukkan oleh berbagai pelayanan, tetapi hampa karena kita tidak memiliki Kristus.

Sebagai orang yang telah di pilih Allah untuk melayani Nya, mari kita memeriksakan diri kita masing masing. Sudahkah kita memiliki Yesus yang kita layani? Ataukah kita sekedar disibukkan dengan pelayanan kita?

Mari kita menjadi patner Kristus sebagai pemimpin pemimpin.

Tuhan Yesus memberkati.


But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Derita Loe

Nina sedang asyik bercerita, tepatnya mengeluh. Libur semester ini tepat di bulan puasa. Sebagai seorang karyawan sekaligus mahasiswa, Nina sudah sangat kurang untuk menikmati hari liburnya. Dikarenakan jadwal kuliah diambil hari Sabtu dan Minggu. Dan dikarenakan sebagian besar temannya memeluk keyakinan sebagai seorang muslim, praktis, tidak ada baginya untuk menghabiskan libur semester berkumpul bersama teman-temannya. Yang bisa direncanakan hanya menikmati liburannya sendiri.

"DL" sahut Tia, menimpali keluhan Nina. DL ini berarti "Derita Loe". Pertama kali mendengar kalimat ini, rasanya seperti jatuh dari pohon pete. Agak sakit dan kemudian berlalu. Kata "DL" seolah olah menyiratkan ketidakpedulian kita terhadap nasib seseorang dan cenderung lepas tangan akan kesulitan orang lain. Walaupun kata kata ini sering digunakan untuk bercanda, tapi tetap saja menyentil hati nurani.
Tak jarang juga, DL ini membuat seseorang sadar untuk tidak mengeluh tentang masalahnya. Dan dengan kata DL ini, orang jadi berpikir, bahwa masalahnya tidaklah terlalu berat dibandingkan masalah orang lain.
Tapi yang membuat sedikit kesal bahwa penggunaan kata DL ini menjadi latah diucapkan untuk menanggapi cerita yang berbau curhatan atau keluh kesah sesesorang. Yang sebenarnya, tidak pas diucapkan saat orang tersebut benar-benar sedang membutuhkan perhatian dan dukungan.
Apapun itu, sebagai umat kesayangan Allah yang penuh kasih, marilah kita mengurangi kelatahan kita akan kata DL ini. Semoga kita selalu senang mendengarkan dan memperhatikan daripada berbicara dan menghakimi.
 
Semoga tidak ada yang berkata kepada kita "Derita Loe" karena tidak punya Kasih.
 
Tuhan Memberkati

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

You Are Special

Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata dalam kehidupan kita.
 
Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade itself, is not puffed up; does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil; does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth; bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things.1 Corinthians 13:4-7 (NKJV)

Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda juga yang baik hati.Kedua orang ini adalah dua konglomerat kaya. Sebelumnya merekapun selalu berdoa, "Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik..

"Setelah mereka menikah, keadaan berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, "Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami." Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak.
Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak.

Dan keadaan, maksudnya doa mereka berubah lagi, "Tuhan, biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami." Dan benar, setelah 9 bulan istrinya mengandung, lalu lahirlah seorang anak bagi mereka. "Anak laki-laki pak," kata dokternya. Sang ayah langsung melonjak kegirangan.

Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit. Lalu si dokter berkata, "Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda." Si ayah membalas, "Kabar apapun, saya siap menerimanya, pak dokter. Saya siap menghadapi yang terburuk" "Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain," jelas si dokter. "Apa maksud bapak," si ayah bertanya. Dokter melanjutkan, "Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius." Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, "Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu. "

            But above all these things put on love, which is the bond of perfection. Colossians 3:14 (NKJV)

Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua.Mereka selalu kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut, tetapi mereka menanggung semuanya itu.
Beranjak keluar dari umur batita, mereka membuatkan kamar khusus untuk anak mereka tersebut.
Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia mau dan dia perlukan.
Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan lain-lain. Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa mainan yang baru untuk anaknya.
Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta istri dan anaknya. Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. "Woi anak gw nih ganteng kan ?" Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya. Dan ia sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat.
Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.
Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul 4.30. Dalam pikirannya, "Hari ini, aku pengen buat sarapan yang speeeeeesial buat papa." Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel waktunya sampai 10 menit.Tentu saja hasilnya gosong.Setelah bunyi "ting", maka anak cacat itu menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, "Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya".
Setelah itu, ia berlari ke kulkas, karena ayam sudah mulai berkokok, lalu mengambil sebutir telur. Dan lalu memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir, "Kalo aku buatnya cepet, pasti papa seneng, karena gak perlu nunggu lama." Dan lalu ia bergegas mengambil cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk. Jika kita hanya membutuhkan 2 sendok teh, anak cacat ini memakai 5 sendok teh kopi bubuk, sambil berpikir, "Kalau 2 sendok teh saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka." Jadilah kopi yang terasa seperti kopi tua itu.
Lalu si anak cacat ini mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam-macam, menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, "Papa, bangun dong, aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa." Lalu ayahnya bangun dan melihat dan menghirup aroma "sedap" dari roti gosong, telur mentah dan kopi tua tersebut. "Wah pasti enak nih."
Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, "Pa, kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang doain. OK ya papa?" Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat ini sudah melanjutkan, "Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih, atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin." Lalu ayahnya mecoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya, "Enak kan pa?" "Iya, enaaaak sekali," lalu melanjutkan makan. Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, "Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo." Si ayah berkata, "Wah kamu yang masak? Enak sekali nak." Lalu si ayah melanjutkan memakan telur mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu. Si anak bertanya lagi, "Harum dan enak kan pa?" Si ayah tanpa expresi mual apapun, membalasnya, "Pahit, tapi papa suka sekali.." Dan dengan lugunya si anak menjawab, "Ya iya dong papa, kopi kan pahit," karena ia mengira ayahnya sedang bercanda.
Setelah semuanya habis, si ayah membelai kepala anaknya dan berkata "Ray, kamu tau nggak" "Nggak paa," potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan, "Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali." Lalu si anak menjawab, "Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa." Lalu si ayah berkata lagi, "Kamu tahu nggak kenapa papa senang hari ini?" Si anak sambil menggelengkan kepala, "Nggak tau pa." "Karena hari ini kamu dah buat sarapan yang, spesiaaaaal buat papa." Lalu si ayah melanjutkan, "Ray, kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?" Lalu dengan lugunya anak cacat ini menjawab, "Nggak tahu pa." "Karena kamu anak papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget." "Raymond juga, sayaaaaaaaaaang banget sama papa." Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya yang cacat itu, dan berkata kepada anaknya, "Terima kasih ya nak, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak sekali.." Lalu si anak menjawab, "Sama-sama papaah." Dan si ayah lalu berdoa dalam hatinya, "Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku"
Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut?
Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut. Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan apa yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, dan kehidupan kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita di sorga.
Ingat ini: Bapamu di sorga menyayangimu, apa adamu, apa yang ada padamu, apapun yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu, sampai-sampai Ia sendiri mengirimkan Anak-Nya untuk turun ke dunia, untuk menebus dan mematahkan segala kutuk atas diri kita, dan untuk membayar lunas segala hutang dosa kita dan menebus dosa kita dari maut.
Ingat : Bapamu di sorga mengasihimu.

You are all fair, my love, and there is no spot in you. Song of Solomon 4:7 (NKJV)

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Jarak Hati

Mengapa ketika anda marah, anda akan berbicara dengan suara kuat dan terdengar kencang ?.

Karena ketika anda marah jarak hati anda dengan hati semua orang didekat anda menjadi jauh.

Hati anda menjadi terkucil.

Itu sebabnya anda berbicara dengan suara kuat dan kencang, jika tidak, seakan tidak terdengar.

Semakin besar amarah, semakin jauh dan terkucil hati anda, akibatnya suara anda pun mengencang !.

Sebaliknya semakin mengencang suara anda semakin terkucil dan jauh hati anda !.

Jika hati anda penuh kasih, anda akan berbicara dengan suara lembut dan pelan.

Tidak perlu kuat karena hati anda menyatu dengan hati semua orang didekat anda.

Seorang ibu akan berbicara dengan suara lembut pada anaknya.

Karena Kasih, membuat hati ibu dan anak menjadi satu, tidak ada lagi jarak.

Demikian juga anda akan berbicara dengan suara kecil dengan orang yang anda Kasihi, karena hati anda dekat dengan hatinya.

Karena dekat, tidak butuh suara kencang.

Bahkan kadang tidak butuh kata-kata.

Marilah kita tumbuhkan Kasih, Kasih akan mendekatkan hati kita semua.

Sementara amarah akan membuat hati kita saling menjauh dan batin terkucil.

Hati yang terkucil, sepi dan sendirian adalah penderitaan yang amat menyiksa.


But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Ketika Tuhan Menjawab Tidak

TUHAN Yesus sempurnakanlah wajahku."
Tuhan berkata, "TIDAK. Wajahmu telah sempurna, apapun keadaanmu, AKU mencintaimu."

"TUHAN Yesus berikanlah kami keturunan."
Tuhan berkata, "TIDAK. Keturunanmu masih aku gendong bersama-KU, AKU hanya
minta kesabaran panjangmu dan AKU pastikan anakmu akan hadir di dunia, jadi, tekunlah berdoa."

"TUHAN Yesus hilangkan kesombonganku."
TUHAN berkata, "TIDAK. AKU tidak dapat mengambil kesombonganmu tetapi hanya
dirimu saja."

"TUHAN Yesus beri aku kebahagiaan."
TUHAN berkata, "TIDAK. Karena telah KU-beri rasa syukur, kebahagiaan itu, bagaimana menyikapi rasa syukurmu."

"TUHAN Yesus jangan beri aku cobaan dan kesusahan."
TUHAN berkata, "TIDAK. Penderitaan dan cobaan justru akan mendekatkanmu
kepada-KU."

"TUHAN Yesus beri aku kekayaan."
TUHAN berkata, "TIDAK. AKU beri kamu kesederhanaan agar kamu bisa merasakan kekayaan cinta-KU."

"TUHAN Yesus beri aku kekuasaan."
TUHAN berkata: "TIDAK. Karena kekuasan akan mendekatkan kamu ke dalam jurang kesusahan."

"TUHAN Yesus, kenapa engkau beri aku kesedihan dan kesusahan?"
Tuhan berkata: "TIDAK. AKU TIDAK memberi kamu kesedihan dan kesusahan. AKU hanya ingin mengingatkanmu bahwa AKU ada di sampingmu"

Akhirnya aku hanya bisa berdoa...

"TUHAN Yesus, aku bersyukur dan, terima kasih karena engkau telah beri aku semua yang ENGKAU punya, sehingga aku menjadi tahu dan memahami jawaban atas
segala doa-doaku."

TUHAN berkata: "Baik, karena cinta kasih-KU kepadamu, AKU ingin engkau selalu dekat dengan-KU lewat doa-doa syukurmu. Berjuta-juta orang berdoa dengan
keluh kesah tetapi sedikit orang mengucapkan rasa syukurnya atas hidup ini.
Mereka lupa bahwa AKU wafat di kayu salib hanya untuk umat manusia yang AKU kasihi. Kemarilah dan dekaplah AKU dan akan KU-bisikan jawaban atas doa
rasa syukurmu itu."

Akhirnya aku hanya bisa menangis dan memeluk-NYA erat-erat.


TUHAN memberkati

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Minggu, 01 Agustus 2010

Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan."Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu."Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?"."Segar.", sahut tamunya." Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Pak Tua lagi. "Tidak," jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu." Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa

Sbr : Renungan Kristen

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)

Kekuatan Sebuah Pujian

(Pujian adalah bunyi yang paling indah dari segala jenis bunyian)

Ada dua gadis bekerja pada sebuah perusahaan yang sama. Nona Wang dan Chang. Keduanya memiliki karakter yang berbeda dan karenanya tak dapat sharing atau bertukar pikiran bersama. Walaupun keduanya tidak saling membenci, namun mereka bukanlah sahabat karib dan tak saling mengagumi cara kerja serta sifat masing-masing.

Suatu hari, nona Chang meminta teman kerja yang lain, Pak Chou, untuk menegur nona Wang agar ia memperbaiki serta mengontrol dorongan emosinya. Sebab kalau tidak demikian, tak akan ada orang yang mau berteman dengannya. Demikian alasan nona Chang. Pak Chou menyetujui permintaan nona Chang itu.

Setelah beberapa hari, nona Chang berpapasan dengan nona Wang. Nona Wang dengan penuh ramah dan sopan menegur nona Chang. Sejak itu nona Chang melihat adanya perubahan besar dalam diri nona Wang, yang kelihatannya seakan-akan telah berubah menjadi seorang peribadi baru, seorang peribadi yang menyenangkan dan disukai banyak orang.

Nona Chang lalu bertemu Pak Chou untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, serta menanyakan resep yang dipakai Pak Chou menasihati nona Wang. Pak Chou menjawab: 'Saya hanya berkata kepada nona Wang: Saat ini ada banyak orang yang memuji dan mengagumimu. Terutama nona Chang secara istimewa mengatakan bahwa engkau sangat lemah lembut, tahu mengontrol emosi, serta disukai banyak orang]'. Nona Chang tertegun akan kehebatan Pak Chou yang telah mengubah peribadi nona Wang itu.

---------
Kita lebih mudah menilai dan mengukum dari pada memuji dan mengagumi. Namun menilai serta mengadili orang lain sering menghantar orang kepada ketidak-puasan. Jadilah pencipta damai dengan cara memuji dan mengagumi keberadaan orang lain.

---------

Sbr : Renungan Kristen

But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint. (Isaiah 40:31)