Dalam kuali diisi air, untuk merendam beras yang telah dicuci. Menunggu air mendidih, beras dimasukkan. Menggunakan api besar memasak selama 10menit. Setelah itu diubah menjadi api kecil untuk direbus. Pria itu dipinggir kompor sedang membungkuk, menggunakan gayung mengaduk-aduk denganperlahan-lahan.
Setengah jam kemudian, pria tersebut dengan satu tangan membawa semangkuk bubur putih panas yang masih mengepulkan asapnya, tangan yang lain membawasepiring sayur asin yang telah disiram dengan minyak wijen. Masuk ke dalamkamar tidur, memanggil istrinya untuk bangun.
Wanita itu membalikkan badan, mulutnya menggumamkan sesuatu dan tidurlagi.Pria itu mendengarkan suara dengkur istrinya yang sedang lelap. Diatidak tega untuk memanggil lagi. Duduk dipinggir ranjang, mengawasi arlojidan melihat ke wajah istrinya , lalu melihat lagi ke arloji. Wanita itumendadak meloncat keluar dari ranjang. Melihat arloji, tergesa-gesamengenakan pakaian dan turun dari ranjang, sambil berkata ?
Sudah terlambat,mengapa tidak membangunkan saya?? Suaminya menyajikan bubur putihdan sayur asinnya sambil berkata,?Jangan cemas, masih ada waktu, makanlah buburnya dulu.?
Buburnya adalah bubur putih polos, tanpa ada tambahan daging ayam atau pun telur ayam. Bubur semacam ini, menjadi sarapan pagi istrinya selama 5tahun.
Ketika pria dan wanita ini menikah, tidak ada uang untuk pesta perkawinan,kedua insan ini hanya meletakkan tikar mereka masing-masing menjadi satu. Beginilah sudah jadi sekeluarga.
Pada saat malam pengantin, pria ini membawakan semangkuk bubur polos.
Buburnya putih bersih, di bawah sinar lampu memancarkan cahaya yangberkilau. Pria itu berkata, Lambungmu tidak baik, banyak makan bubur dapatmenjaga maag? Dimakanlah bubur itu oleh istrinya. Aroma sedap khas bubur,tidak hanya membuat lambungnya hangat, namun juga hatinya.
Mereka sama-sama bekerja di satu pabrik. Si wanita sepanjang tahun bekerja di pagi hari, yang pria sepanjang tahun bekerja pada malam hari. Setiap jam empat subuh sang suami pulang dari kerja. Sedang istrinya masuk jam setengah enam pagi. Waktu mereka untuk bersama pendek sekali hanya sekitar 1,5 jam.
Pulang dari kerja, hal pertama yang dikerjakan oleh si pria adalah menyulut api, mengisi kuali.
Pria ini hanya bisa memasak bubur polos. Namun semangkukbubur polos ini, ternyata telah memberi gizi kepada si wanita hingga airmukanya merah, cantik bagaikan bunga.
Suatu hari, pabrik mengalami kerugian dan si pria terkena PHK. Akan tetap ibagi mereka kehidupan ini masih harus dilanjutkan. Pria ini mengeluarkan uang tabungannya yang sangat sedikit sedangkan istrinya menjual cincin emas warisan ibunya. Mengumpulkan uang membuka satu toko kelontong. Satu mangkuk,satu buah sapu, satu teko air. Keuntungannya tidaklah banyak. Tetapi si pria ini mengerjakan dengan sepenuh hati. Setelah si wanita pulang dari kantor,juga membantu mengurusi toko. Ketika tidak ada pembeli, pria dan wanita iniduduk diantara setumpuk mangkuk, kuali, gayung serta ember, dengan bahagiamereka berandai-andai tentang masa depan.
Si pria berkata:? Setelah ada duit, toko cabang akan saya buka dimana-mana.? Istrinya menyahut,? Waktu itu saya juga tidak perlu kerja lagi, setiaphari di rumah membuat beraneka ragam makanan untukmu.? Pria itu berkata,?Mana perlu dirimu memasak, ingin makan apa, kita langsung pergi ke restoran saja.? Dengan manja istrinya bilang,?Tidak, saya selalu ingin makan masakan bubur polosmu?? Pria ini langsung merangkul pundak si wanita,matanya agak membasah.
Pria ini masih saja setiap hari bangun dari tidur tepat pukul 4.30 subuh,menyulut api memasak bubur. Sambil memasak, memikirkan dalam toko sedang kekurangan barang apa. Kadang kala konsentrasinya terpecah. Buburnya hangus di dasar kuali, kadang pula jika ia terlalu lelah dan mengantuk, buburnya meluber keluar dari kuali.
Suatu hari istrinya bangun pagi hari. Bubur diatas kompor sedang mendidih mengeluarkan buih ombak. Sedangkan suaminyatidur terlelap dengan kepala di topangkan di atas lutut. Dengan perlahan dan hati-hati si istri memeluk kepala suaminya, hatinya merasa sakit bagaikan ditarik-tarik.
Sejak saat itu, wanita ini menolak dengan tegas jika suaminya inginmemasakkan bubur untuk dirinya. Karena ia melihat si suami sungguh terlalu lelah.
Perdagangan si pria kian hari kian lancar, sampai pada tahun ke tujuh,supermarket cabangnya sungguh telah buka dimana-mana. Si wanita sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya dan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.
Mereka telah membeli sebuah rumah besar, dapurnya dilengkapi dengan sangatindah dan unik, yang kurang hanya bau asap api. Karena waktu untuk pulang makan si pria ini, semakin lama semakin sedikit. Dia selalu sibuk, terlalu banyak jamuan makan malam, kadang dalam satu malam ia harus menghadiri empat jamuan makan malam. Mula-mula wanita ini menggerutu, tapi si pria bilang,?Bukankah semua ini demi keluarga? Bukankah semua ini agar kamu bisa hiduplebih nyaman?? Akhir-nya si wanita capai sendiri, lambat laun juga sudahterbiasa.
Wanita ini sudah sangat lama sekali tidak pernah makan bubur polos.
Suatu hari, mendadak pria ini diberitahu agar menghadiri pemakaman dari seorang temannya. Dia heran, mengapa beberapa hari lalu temannya ini masih baik-baik saja, hari ini orangnya telah tiada? Di dalam rumah duka, dia melihat istri temannya ini. Yang dulunya sangat cantik dan anggun, dalam semalam menjadi pucat, lesu dan tua. Dia menangis tersedu-sedu. Dalam mulutnya menggumamkan kata-kata:? Siapa yang akan mengantarku kerja danmenjemputku pulang kerja? Siapa yang akan menalikan sepatu untukku ??Si pria itu merasa sesak nafasnya, terpikirkan akan istrinya. Sekilas terkenang kebiasaannya dulu di pagi hari, memasakkan bubur untuk istrinya,terpikir juga olehnya ketika istrinya menerima semangkuk bubur polos itu,matanya memancarkan sinar kebahagiaan dan kepuasan.
Si pria ini bergegas pulang ke rumah. Membuka pintu, melihat istrinya yangsedang meringkuk tidur di atas sofa. Televisi masih menyala, home theaterjuga masih menyala. Di atas meja ruang tamu berserakan penuh dengan berbagai jenis majalah mode. Pria ini berlutut di depan sofa, tangannya denganperlahan membelai rambut wanita ini. Air muka wanita ini suram, di dalam kerutan-kerutan halus, wajahnya telah tertulis penuh kehampaan.
Dia mengambil selimut untuk menyelimuti wanita ini. Mendadak wanita ini terjaga dari tidurnya. Melihat si pria, wanita ini mengusap-usap matanya.Setelah memastikan itu adalah suaminya, raut wajahnya segera memerah. Wanita ini bergegas untuk berdiri. ?Kamu mungkin belum makan, akan saya buatkan?.?Si pria tiba-tiba memeluknya dari belakang,?Tidak, biarkan saya yang memasakkanmu bubur polos.? Hampir setengah hari wanita ini tidak mengeluarkan sepatah kata. Ada tetesan air mata hangat, yang menetes ditangan suaminya.
Hari itu, si pria sambil memasak bubur, dia berpikir,? Sebenarnya beraneka macam variasi produk bubur, tidak bisa meninggalkan bubur polos sebagai dasarnya. Dan segala kebahagiaan yang ada hanyalah di dasari oleh bubur polos, selain itu hanyalah sebagai penyedap...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!